sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Sekolah Rakyat yang diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera kini mewajibkan siswanya untuk fokus belajar tanpa bekerja.

Meski beberapa calon siswa sempat membantu mencari nafkah untuk keluarga, setelah resmi masuk Sekolah Rakyat, mereka dilarang bekerja demi menjalani pendidikan yang maksimal di lingkungan berasrama.

Larangan Siswa Sekolah Rakyat Bekerja

Kebijakan ini menekankan pembinaan akademik, pembentukan karakter, serta pelatihan keterampilan sebagai prioritas utama.

Seluruh siswa diwajibkan tinggal di asrama agar dapat fokus mengikuti seluruh program yang telah disiapkan.

Menanggapi potensi kehilangan pemasukan dari anak yang tidak lagi bekerja, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menyatakan bahwa pemerintah akan mengambil alih tanggung jawab pemberdayaan terhadap para orang tua siswa.

“Kami akan membantu orang tuanya untuk bisa lebih produktif, misalnya lewat pelatihan usaha, bantuan permodalan, sampai pembukaan lapangan usaha,” jelas Agus saat hadir dalam Diskusi Redaksi bertajuk Sekolah Tanpa Sekat: Menembus Batas Lewat Sekolah Rakyat di Amanaia Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (25/6/2025).

Agus menyebutkan bahwa bantuan usaha diberikan dengan nilai sekitar Rp 5 juta per keluarga penerima manfaat (KPM) sebagai tahap awal untuk memulai produktivitas ekonomi.

Rumah Tak Layak Juga Akan Diperbaiki

Selain pelatihan dan bantuan usaha, pemerintah juga sedang menyiapkan skema perbaikan rumah bagi keluarga siswa Sekolah Rakyat yang tempat tinggalnya tidak layak huni.

Program ini turut melibatkan kerja sama dengan pihak swasta dan lembaga filantropi.

“Kita berusaha keras agar para orang tua juga mendapat manfaat dari program ini, tidak hanya dari sisi ekonomi, tapi juga tempat tinggal yang layak,” kata Agus Jabo.