Kebakaran Kilang Pertamina Dumai Riau, Ini Kondisi Terbarunya!

HAIJAKARTA.ID – Kebakaran kilang Pertamina Dumai Riau terjadi pada salah satu unit operasional Pertamina RU II.
Kebakaran ini berhasil ditangani dalam waktu singkat.
Kebakaran Kilang Pertamina Dumai, Riau
Kejadian yang sempat memicu kepanikan itu dinyatakan terkendali pada pukul 23.20 WIB, Rabu (1/10/2025).
Tim penanggulangan darurat langsung melakukan prosedur sesuai standar keselamatan sehingga api tidak meluas ke area lain dan tidak menimbulkan korban jiwa.
Area Manager Communication, Relation & CSR Kilang Dumai, Agustiawan, menyampaikan bahwa bagian dari langkah mitigasi adalah pengamanan area agar tidak menimbulkan potensi bahaya baru.
“Pertamina juga berkoordinasi intensif dengan aparat dan pemerintah daerah untuk memastikan penanganan berjalan aman,” ujarnya.
Selain itu, pemantauan lingkungan secara berkelanjutan dilakukan untuk memastikan kondisi masyarakat sekitar tetap aman.
Sebanyak 8 unit mobil pemadam milik Kilang Dumai, 1 dari Damkar Kota Dumai, dan 1 dari Pertamina Patra Niaga Region Sumbagut diterjunkan di lokasi.
Operasional Tetap Berjalan
Pertamina memastikan operasional utama kilang tidak terganggu pascakebakaran kilang minyak Dumai Riau.
Aktivitas masyarakat sekitar juga tetap normal. Saat ini, investigasi penyebab insiden tengah dilakukan demi memperkuat langkah pencegahan ke depan.
“Keselamatan pekerja, masyarakat, dan fasilitas merupakan prioritas utama kami. Terima kasih atas doa dan dukungannya,” tutur Agustiawan.
Produk Kilang Minyak Dumai, Riau
Kilang Minyak Dumai, yang merupakan bagian dari Refinery Unit II Pertamina, memiliki kapasitas pengolahan mencapai 170.000 barel minyak mentah per hari (bph).
Produk yang dihasilkan antara lain Solar, Avtur, Pertalite, Pertodex, MFO-LS, LSFO, UCO, NBF, Smooth Fluid, LPG, dan Green Coke.
Kilang RU II ini terdiri dari dua unit utama, yakni Kilang di Dumai, Riau dan di Sungai Pakning, Riau.
Kilang Sungai Pakning mulai dibangun pada tahun 1969, sedangkan Kilang Dumai dibangun pada tahun 1981.
Hingga kini, kedua kilang tersebut menjadi salah satu tulang punggung pasokan energi nasional, khususnya untuk wilayah Sumatera dan sekitarnya.