sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Kisah Nurhadi (29), penyandang disabilitas yang tinggal di Kampung Tenggilis, Lambangsari, Tambun Selatan, Bekasi, sempat viral di media sosial setelah seorang pengemudi ojek online mengunggah kondisi hidupnya di platform X.

Namun, menurut Nurhadi, cerita yang beredar itu tidak sesuai kenyataan. Ia bahkan meminta unggahan tersebut dihapus.

Dalam video yang dibagikan akun X @ubiojol, terlihat ia terbaring di kasur di dalam kamar yang dipenuhi plastik bekas bungkus makanan.

Unggahan itu menyebut Nurhadi hidup seorang diri sehingga memicu berbagai reaksi warganet mulai dari rasa iba hingga pertanyaan apakah ia benar-benar tidak mendapat bantuan keluarga maupun pemerintah.

Kisah Nurhadi di Bekasi

Nurhadi akhirnya angkat bicara. Ia merasa keberatan dengan narasi yang dibuat karena banyak bagian yang tidak benar.

“Viralnya enggak tahu sebenarnya, baru tahunya itu ada yang kasih tahu. Itu kata-katanya beda enggak sesuai dengan realita. Iya, dia nyebutin cacat dari lahir, enggak, sebenarnya normal, dulunya normal,” ujar Nurhadi.

Ia menjelaskan bahwa kondisi fisiknya berubah setelah mengalami dua kecelakaan.

Nurhadi juga membantah kabar bahwa ia hidup sendirian.

Menurutnya, keluarganya tinggal tepat di rumah sebelah dan selalu mendampinginya.

“Sendiri, benar sendiri. Cuman orangtua di samping. Jadinya cuma beda ruangan aja, di sini punya sendiri ini jatuhnya. Tinggal di ruangan sendiri tapi ada keluarga di samping,” jelasnya.

Permintaan Hapus Unggahan

Nurhadi meminta agar postingan yang menampilkan dirinya segera dihapus karena isi narasinya tidak sesuai dengan kenyataan.

Ia menceritakan bahwa akun X @ubiojol memotretnya tanpa izin saat pengemudi ojek online itu datang mengantarkan makanan ke rumah.

“Keberatan sekali, sudah sering iya, ini yang jahil-jahil ini yang posting, tanpa izin. Saat itu bilang cuma buat ngasih bantuan, seikhlasnya begitu. Bilangnya buat nambah bayar listrik,” kata Nurhadi.

Nurhadi juga menegaskan bahwa ia masih mendapat perhatian dari orang tuanya, yang bekerja sebagai kuli bangunan dan buruh cuci.

Meski waktunya terbatas, orang tuanya rutin membantunya mengganti pakaian dan membersihkan tubuh.

“Orangtua, bapak datang kesini seminggu sekali, kadang ganti baju tiga minggu. Enggak mandi, cuma dilap-lap saja, itu seminggu sekali,” jelasnya.

Samsiyah (45), ibu sambung Nurhadi, menambahkan bahwa keluarga juga secara rutin membersihkan kamar Nurhadi, termasuk menyapu dan mengepel.

Ia menegaskan bahwa Nurhadi tidak benar-benar hidup sendiri, karena masih ada saudara yang tinggal dekat dan kerap menemaninya meski berada di ruang berbeda.

Rencana Menghidupkan Lagi Usaha Rental PlayStation

Nurhadi mengungkapkan bahwa ia ingin kembali membuka usaha rental PlayStation yang dulu pernah ia jalankan.

Selain untuk mendapatkan pemasukan, ia berharap usaha itu bisa membuat rumahnya kembali ramai sehingga ia tidak merasa sendirian.

“Kan dulunya ramai ini, gara-gara hilang sama ada yang dijual jadi sepi, sisa satu PS-nya dan itu lagi error. Ingin buat rental lagi, buat yang ada yang nemenin gitu aja. Biar enggak sendiri banget gitu,” ujarnya.

Saat ini, aktivitas sehari-harinya lebih banyak dihabiskan dengan bermain media sosial serta menonton video di YouTube dan Facebook.

“Iya, nonton YouTube sama Facebook aja sudah, sebelumnya ada rental PlayStation jadi ramai, tapi sekarang tidak,” tambahnya.