sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya meminta warga di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Timur untuk tidak panik apabila menemukan kondisi air yang keruh.

Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin, menyebut kondisi ini terjadi akibat proses pengurasan sistem perpipaan yang tengah dilakukan.

Fenomena Air di Jakarta Utara dan Timur Keruh

“PAM Jaya berkomitmen untuk segera menstabilkan kualitas air seiring dengan penyesuaian operasional jaringan distribusi yang baru,” jelas Arief dalam keterangan tertulis, Kamis (19/12/2024).

Arief mengimbau pelanggan untuk membuka keran air beberapa saat hingga air kembali jernih dan siap digunakan.

Pengurasan ini dilakukan sebagai bagian dari tahap awal pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jatiluhur Tahap I, sebuah langkah penting dalam meningkatkan infrastruktur air bersih di Jakarta.

“SPAM Jatiluhur Tahap I menjadi tonggak penting dalam menghadirkan air bersih yang terjangkau dan andal bagi warga Jakarta,” kata Arief.

Beroperasinya SPAM Jatiluhur Tahap I akan menyuplai 4.000 liter air per detik, mendukung hingga 300.000 sambungan rumah baru pada 2028.

Tambahan Suplai untuk Jakarta Utara dan Timur

Pada tahap awal, SPAM Jatiluhur akan menyalurkan 520 liter air per detik dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Bekasi ke wilayah Jakarta.

Suplai ini akan melayani sekitar 27.000 sambungan rumah baru di Jakarta Utara dan Timur, memberikan akses air bersih yang sangat dibutuhkan.

Fasilitas Distribusi Strategis:

  • DC Cilincing 2 (Jakarta Utara): Kapasitas 20 juta liter, mendistribusikan 345 liter air per detik untuk wilayah seperti Cilincing, Marunda, Rorotan, dan Kali Baru.
  • DC Pondok Kopi (Jakarta Timur): Kapasitas 5 juta liter, menyalurkan 175 liter air per detik untuk wilayah Pondok Kopi, Pondok Kelapa, Duren Sawit, hingga Ujung Menteng.

PAM Jaya optimistis mampu mencapai cakupan layanan air bersih 100 persen di Jakarta pada 2030.

“Suplai tambahan ini tidak hanya meningkatkan kualitas layanan bagi pelanggan yang ada tetapi juga memperluas akses ke daerah yang kurang terlayani,” ujar Arief.

Langkah ini diharapkan memberikan dampak positif pada kesehatan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan di Jakarta.