Bahaya Konsumsi Daging Ikan Hiu bagi Anak, Kasus MBG Ketapang Jadi Sorotan
HAIJAKARTA.ID – Baru-baru ini marak terjadi keracunan MBG di kalangan sekolah.
Salah satu yang paling menjadi sorotan publik adalah menu MBG yakni daging Hiu.
Banyak yang belum mengetahui apa bahaya konsumsi daging ikan Hiu bagi anak.
Fakta baru muncul di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, sebanyak 25 orang mengalami keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (23/09/2025).
Mereka terdiri dari 24 siswa dan seorang guru.
Usai menyantap menu olahan daging hiu di SDN 12 Benua Kayong, para korban mengalami gejala mual, muntah, hingga sakit perut.
Peristiwa ini kemudian menimbulkan perhatian publik terhadap dampak mengkonsumsi daging ikan hiu bagi anak.
Seorang korban menyebut, makanan yang disantap terasa berbeda.
“Setelah makan, saya merasa mual dan perut sakit, lalu teman-teman juga mengalami hal serupa,” ucapnya, Jumat (26/9/2025).
Mengapa Daging Hiu Berbahaya?
Melansir Shark Research Institute, hiu adalah predator puncak di laut.
Hewan ini memangsa ikan-ikan kecil dan mengakumulasi zat beracun seperti merkuri melalui proses bioakumulasi.
Akibatnya, kadar merkuri dalam daging hiu jauh lebih tinggi dibanding ikan lain.
Bagi anak-anak, dampak mengkonsumsi daging ikan hiu bisa berupa kerusakan sistem saraf, gangguan perkembangan otak, dan masalah koordinasi tubuh.
Selain merkuri, daging hiu juga mengandung racun berbahaya lain, seperti arsenik, timbal, urea, hingga ciguatoxins dari mikroorganisme laut.
Bahaya Konsumsi Daging Ikan Hiu bagi Anak
Inilah dampak mengkonsumsi daging Hiu bagi anak:
- Merkuri: merusak sistem saraf, mengganggu perkembangan otak, hingga menimbulkan masalah belajar pada anak.
- Arsenik: meningkatkan risiko kanker kulit, paru-paru, kandung kemih, hingga diabetes tipe 2.
- Timbal: menyebabkan sakit kepala, sakit perut, kejang, hingga koma.
- Urea: merusak ginjal dengan gejala bau menyengat pada daging hiu.
- Ciguatoxins: memicu keracunan saraf dengan gejala mual, pusing, dan lemas.
Para peneliti juga menemukan bahwa logam berat seperti merkuri, arsenik, dan timbal tidak mudah dikeluarkan tubuh.
Zat ini menumpuk di otak, hati, dan ginjal hingga berujung pada penyakit kronis.
Dampak Lain Konsumsi Daging Hiu
Dampak lain bahaya konsumsi daging Hiu yaitu:
1. Gangguan Hormon
Logam berat dalam daging hiu dapat mengganggu sistem endokrin, menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang berpengaruh pada pertumbuhan dan pubertas anak.
2. Penurunan Sistem Imun
Paparan zat beracun dari daging hiu melemahkan daya tahan tubuh, membuat anak lebih rentan terkena infeksi, flu, atau penyakit lainnya.
3. Masalah Jantung dan Pembuluh Darah
Kandungan logam berat dapat merusak sistem kardiovaskular, meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan gangguan fungsi jantung sejak usia dini.
4. Gangguan Pencernaan Kronis
Selain gejala mual dan muntah, konsumsi berulang bisa memicu gastritis, iritasi usus, hingga diare kronis pada anak.
5. Gangguan Perkembangan Kognitif
Efek jangka panjang merkuri dan timbal bisa menurunkan kemampuan belajar, daya ingat, konsentrasi, bahkan IQ anak.
6. Risiko Alergi dan Reaksi Kulit
Beberapa anak dapat mengalami ruam, gatal, atau reaksi alergi setelah mengonsumsi daging hiu karena kandungan protein tertentu dan zat toksik.
7. Gangguan Ginjal dan Hati
Penumpukan logam berat menambah beban kerja organ detoksifikasi. Dalam jangka panjang, anak bisa mengalami kerusakan hati dan ginjal.
8. Risiko Gangguan Mental
Paparan merkuri dikaitkan dengan perubahan suasana hati, depresi, hingga gangguan perilaku pada anak.
Kelompok Rentan yang Harus Waspada
Ahli kesehatan menegaskan, dampak mengkonsumsi daging ikan hiu bagi anak sangat serius, terutama pada kelompok rentan. Anak kecil, ibu hamil, dan lansia disarankan menghindari daging hiu sama sekali.
Paparan merkuri pada ibu hamil, misalnya, bisa memengaruhi janin dan mengganggu perkembangan otak serta sistem saraf bayi.
Kandungan racun dan logam berat di dalamnya bisa menimbulkan dampak jangka pendek maupun jangka panjang.
Demi keselamatan, masyarakat diimbau lebih berhati-hati memilih sumber protein sehat dan menghindari konsumsi daging hiu, terutama untuk anak-anak.