BHR Ojol 2025: Pengemudi Online Geruduk Kemnaker Besok, Ini Skema Besaran Bonus yang Diberikan
HAIJAKARTA.ID – Ratusan pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) berencana menggelar aksi di depan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) pada Selasa, 25 Maret 2025.
Aksi protes besaran BHR ojol ini dijadwalkan berlangsung mulai pukul 10.00 WIB ini bertujuan untuk mengajukan pengaduan massal terkait besaran Bonus Hari Raya (BHR) yang dianggap tidak layak.
Ketidakpuasan Besaran BHR Ojol
Para pengemudi ojol menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan BHR yang diterapkan oleh perusahaan penyedia aplikasi transportasi online.
Menurut Surat Edaran No.M/3/HK.04.00/III/2025 yang dikeluarkan Kemnaker, perusahaan aplikasi diimbau memberikan bonus kepada pengemudi dan kurir online sesuai dengan tingkat produktivitas mereka.
Dalam ketentuan tersebut, pengemudi dan kurir yang dinilai produktif berhak mendapatkan BHR sebesar 20% dari rata-rata pendapatan bersih bulanan selama 12 bulan terakhir.
Sementara itu, mereka yang tidak masuk dalam kategori produktif hanya akan menerima bonus sesuai dengan kemampuan perusahaan aplikasi.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengemudi karena tidak adanya standar minimal yang jelas dalam pemberian bonus.
Serikat Pekerja Angkutan Indonesia Angkat Suara
Ketua SPAI, Lily Pujiati, menegaskan bahwa pihaknya semula menerima kebijakan ini dengan catatan bahwa besaran bonus harus mencerminkan keadilan bagi pengemudi.
Namun, dalam perkembangan terbaru, banyak mitra ojol yang melaporkan bahwa jumlah bonus yang diberikan masih jauh dari harapan dan dinilai tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan menjelang Lebaran.
“Kami memahami adanya kebijakan ini, namun pada praktiknya, banyak mitra yang mendapatkan bonus dengan nominal sangat kecil. Ini yang akan kami sampaikan dalam aksi nanti,” ujar Lily Pujiati.
Imbauan Presiden Prabowo untuk Penyesuaian BHR
Menanggapi keluhan yang mencuat dari para pengemudi transportasi online, Presiden Prabowo Subianto turut mengimbau perusahaan penyedia aplikasi untuk mempertimbangkan peningkatan besaran BHR.
Ia menekankan bahwa perusahaan seharusnya memberikan apresiasi yang lebih layak kepada mitra pengemudi yang telah berkontribusi dalam keberlangsungan bisnis mereka.
Prabowo juga mengingatkan bahwa kesejahteraan pekerja, termasuk mitra ojol, harus menjadi perhatian utama agar sektor transportasi berbasis aplikasi tetap berkembang dengan baik.
“Saya berharap perusahaan bisa mendengar aspirasi para mitra dan memberikan bonus yang lebih layak,” ungkapnya.
Aksi sebagai Bentuk Tuntutan Kesejahteraan
Aksi yang akan digelar di Kemnaker ini mencerminkan ketidakpuasan para pengemudi transportasi online terhadap kebijakan yang mereka anggap tidak adil.
Mereka berharap adanya evaluasi ulang terhadap ketentuan BHR agar nominal yang diberikan lebih sesuai dengan kebutuhan menjelang hari raya.
Dengan adanya aksi ini, para pengemudi ojol berharap pemerintah dan perusahaan aplikasi dapat menemukan solusi terbaik agar kesejahteraan mereka tetap terjamin.