Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Wacana agar KRL Commuter Line beroperasi 24 jam mulai mencuat.

Usulan ini muncul setelah banyak penumpang terpaksa bermalam di stasiun karena ketinggalan kereta terakhir.

PT KAI mengaku terbuka dengan ide tersebut, namun tetap perlu mengkajinya lebih dulu.

Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menegaskan bahwa aspek keselamatan dan keamanan penumpang akan menjadi pertimbangan utama sebelum memutuskan operasional KRL non-stop.

Commuter Line 24 Jam Masih Wacana

“Setiap masukan ini pasti terus dikaji untuk menjawab kebutuhan termasuk melihat potensi pengembangan dalam maintenance ini. Dalam pengoperasian kereta kita juga pasti melakukan pertimbangan-pertimbangan terutama keselamatan dan keamanan penumpang,” papar Anne, Sabtu (22/11/2025), dikutip dari Detik.

Ia menjelaskan bahwa KRL masih membutuhkan waktu khusus untuk perawatan armada.

Karena itulah, KRL Commuter Line belum memungkinkan beroperasi penuh selama 24 jam.

Saat ini, KRL terakhir biasanya berangkat sekitar pukul 23.30 WIB, sementara pukul 04.00 WIB sudah harus kembali melayani penumpang.

Jika dihitung, teknisi hanya punya waktu sekitar dua jam untuk melakukan perawatan puluhan rangkaian kereta.

“Sampai saat ini KRL belum 24 jam karena kami membutuhkan waktu perawatan prasarananya. Melihat dari kereta terakhir KRL sesuai jadwal sampai pukul 23.38 WIB dan beroperasi kembali pukul 04.00 WIB jadi kalau dihitung sampe semua berhenti kami memaksimalkan waktu 2 jam untuk perawatan,” ungkap Anne.

Sementara itu, VP Corporate Secretary KCI, Karina Amanda, menambahkan bahwa pihaknya sudah memaksimalkan penggunaan armada tanpa perlu memperpanjang jam operasional.

Salah satunya dengan mengoptimalkan kereta berformasi 12 rangkaian dan mengurangi penggunaan kereta 8 rangkaian.

“Saat ini KAI Commuter sudah memaksimalkan operasional seluruh armada yang dimiliki, termasuk menjalankan 11 trainset CLI-125 baru dengan Stamformasi (SF) 12, mengurangi SF 8, dan menjaga headway perjalanan di semua lintas,” sebut Karina.

Ia memahami bahwa Commuter Line kini menjadi moda transportasi utama bagi masyarakat dari kawasan penyangga.

Karena itu, peningkatan layanan tetap dilakukan secara bertahap.

“Termasuk fasilitas sarana dan prasarana yang harus dilakukan perawatan secara berkala, untuk memastikan operasional dan layanan berjalan maksimal,” ujar Karina.

Karina juga menyebutkan bahwa jumlah perjalanan Commuter Line terus bertambah setiap tahun, seiring dengan jumlah pengguna yang kini mencapai 1 juta penumpang per hari.

Kenaikan tersebut perlu diimbangi dengan perawatan armada dan fasilitas stasiun agar layanan tetap prima.