Daftar Pahlawan Nasional dari Jakarta yang Berjasa Besar Bagi Negara Republik Indonesia
HAIJAKARTA.ID- Banyak sekali ternyata Daftar Pahlawan Nasional dari Jakarta, lahirnya para pahlawan-pahlawan menjadi tonggak kebanggaan bangsa dan mampu mengukir sejarah dengan pengorbanan mereka yang tak terhitung jumlahnya.
Melalui perjuangan dan dedikasi mereka, mengajak untuk merenungkan nilai-nilai luhur yang menjadi landasan kuat pembangunan bangsa.
Pahlawan nasional menjadi istilah yang diberikan kepada para pejuang kemerdekaan Indonesia dan merebut kemerdekaan Indonesia.
Menurut data Kementrian RI, tercatat 191 tokoh hingga akhir November 2020 yang mendapatkan gelar pahlawan nasional, termasuk di Jakarta.
Inilah 5 tokoh pahlawan nasional dari Jakarta
1. R. Supratman
W.R. Supratman masuk ke dalam daftar Pahlawan Nasional dari Jakarta dan nama beliau sering ditemui di lagu-lagu nasional. Karya terbesarnya adalah lagu Indonesia Raya.
Wage Rudolf Supratman atau W.R. Supratman lahir di Jatinegara, Jakarta 9 Maret 1903. Akhirnya tanggal ini ditetapkan sebagai Hari Musik Nasional.
Lagu Indonesia Raya ciptaannya dilatarbelakangi oleh semangat nasionalisme.
Meskipun awalnya lagu tersebut dilarang dinyanyikan, akhirnya Belanda mengizinkannya dengan syarat menghilangkan lirik “merdeka, merdeka”.
Lalu munculah pengaturan resmi mengenai lagu Indonesia Raya yang diatur dalam PP No. 44 Tahun 1958 dan UU No. 24 Tahun 2009.
Selain pencipta lagu, beliau dikenal juga sebagai seorang jurnalis. Namun, di tahun 1933, W.R. Supratman mundur dari surat kabar Sin Po setelah kesehatannya yang semakin menurun.
W.R. Supratman meninggal dunia pada 17 Agustus 1938 di Surabaya, pada usia 35 tahun, dan dihormati sebagai pahlawan nasional pada tahun 1970.
2. Ismail Marzuki
Seorang komposer, penulis lagu, dan musisi yang telah menciptakan sekitar 202 hingga 240 lagu antara tahun 1931 dan 1958. Ismail Marzuki Lahir pada 11 Mei 1914 di Jakarta.
Karya-karyanya yang terkenal seperti “Halo, Halo Bandung”, “Gugur Bunga”, dan “Rayuan Pulau Kelapa” telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan musik Indonesia.
Pada tahun 1958, saat usianya 44 tahun, Marzuki meninggal dunia karena sakit, meninggalkan warisan yang tak ternilai dalam dunia seni dan kebudayaan Indonesia.
Penghormatan atas jasanya tercermin dalam pembangunan Taman Ismail Marzuki di Cikini, Jakarta Pusat, sebagai wujud penghargaan atas kontribusinya.
Pada tahun 2004, Marzuki secara resmi diakui sebagai Pahlawan Nasional Indonesia, mengukir namanya dalam sejarah bangsa.
3. Abdulrachman Saleh
Abdulrachman Saleh, lahir di Jakarta pada 1 Juli 1909, adalah tokoh penting dalam sejarah Indonesia.
Selain menjadi tokoh dari Radio Republik Indonesia (RRI) dan Bapak Fisiologi Kedokteran Indonesia, beliau juga aktif dalam mendirikan pemancar untuk menyebarkan informasi tentang Indonesia di dalam maupun luar negeri.
Abdulrachman Saleh turut mendirikan Sekolah Teknik Udara dan Sekolah Radio Udara di Malang.
Pada 1946, Abdulrachman Saleh menjabat sebagai Komandan Pangkalan Udara Madiun.
Namun, perjalanan heroiknya terhenti pada 29 Juli 1947, saat pesawat yang ditumpanginya ditembak oleh pesawat Belanda.
Abdulrachman Saleh dinyatakan wafat dalam insiden tersebut dan diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1974.
4. Mohammad Husni Thamrin
Mohammad Husni Thamrin masuk ke dalam daftar pahlawan nasional dari Jakarta yang lahir pada 16 Februari 1894, dikenal sebagai pahlawan nasional Indonesia yang berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan.
Awal karirnya dimulai dengan penunjukan sebagai anggota Gemeenteraad atau Dewan Kota Batavia dan berhasil menangani pembendungan Sungai Ciliwung untuk mengatasi banjir.
Pada tahun 1927, Thamrin menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat), beliau mendirikan Fraksi Nasional untuk memperkuat nasionalisme dalam dewan tersebut.
Turut aktif dalam Partai Indonesia Raya (Parindra) yang didirikan oleh dr. Sutomo, bahkan setelah kematian Sutomo, M.H Thamrin diangkat menjadi ketua Parindra.
M.H. Thamrin dinyatakan wafat pada 11 Januari 1941. Disemayamkan di Pekuburan Karet, Jakarta.
5. Pierre Tendean
Seorang perwira militer Indonesia yang mengalami nasib tragis pada peristiwa G30S (Gerakan 30 September) PKI 1965. Pierre Tendean, lahir di Batavia pada 21 Februari 1939.
Awalnya berperan sebagai intelijen dalam konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia, kemudian ditunjuk sebagai ajudan Jenderal Abdul Haris Nasution.
Pada malam 1 Oktober 1965, saat pasukan G30S datang untuk menculik Nasution, Tendean yang sedang tidur di dekat rumah dinas Nasution disangka sebagai target.
Tanpa sengaja ia tertembak dan kemudian ditangkap lalu dieksekusi di Lubang Buaya.
Pierre dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dan ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 5 Oktober 1965
Itulah daftar pahlawan nasional dari Jakarta yang dedikasinya, mereka memberikan contoh bahwa tekad dan semangat tak tergoyahkan adalah kunci bagi perubahan yang membawa kemajuan bagi tanah air kita.