Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Kasus meninggalnya Randika Alzatria Syaputra, pemuda berusia 28 tahun asal Sumatera Selatan, menyita perhatian warganet setelah beredar kabar bahwa ia meninggal akibat kelaparan di sebuah masjid di Cilacap, Jawa Tengah.

Namun, pihak kepolisian meluruskan kabar tersebut dengan penjelasan resmi.

Kasi Humas Polresta Cilacap, Ipda Galih Soecahyo, mengonfirmasi bahwa korban memang ditemukan telah meninggal dunia pada Jumat (17/10/2025), tetapi bukan di dalam masjid melainkan di teras rumah kosong yang berdekatan dengan Masjid Baitul Zuhdi, Desa Sampang, Kabupaten Cilacap.

“Korban ditemukan tidak bernyawa di depan rumah kosong di Jalan Tugu Utara, Desa Sampang, Cilacap,” ujar Galih, Minggu (2/11/2025).

Penemuan Jasad Randika Alzatria Syaputra

Menurut penjelasan Galih, sehari sebelum kejadian, yakni Kamis (16/10/2025), Randika sempat datang ke masjid tersebut untuk beristirahat sekitar pukul 08.00 WIB.

Sore harinya, sekitar pukul 17.30 WIB, ia berpindah ke teras rumah kosong di belakang masjid untuk melanjutkan istirahatnya.

Keesokan paginya, marbot masjid melihat Randika masih dalam posisi tidur miring ke kanan. Ketika dibangunkan, tak ada respons dan tubuhnya sudah kaku. Marbot kemudian meminta bantuan warga sekitar untuk melapor ke pihak kepolisian.

Tak lama, anggota Polsek Sampang bersama tim medis dari Puskesmas datang ke lokasi dan membawa jasad korban ke RSUD Cilacap untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Penyebab Kematian Randika Alzatria Syaputra

Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, korban Randika Alzatria Syaputra diduga meninggal dunia akibat sakit, bukan kelaparan seperti yang ramai diberitakan.

“Dugaan sementara, korban meninggal karena kondisi kesehatannya yang menurun. Ia merupakan seorang musafir yang hidup berpindah-pindah tempat,” jelas Galih.

Identitas korban diketahui melalui hasil sidik jari, menunjukkan bahwa Randika merupakan warga Kelurahan Talangbandung Kiri, Musirawas, Sumatera Selatan.

Polisi juga menemukan buku catatan perjalanan milik korban bertuliskan “Buku Catatan Perjalanan Musafir”.

Dalam buku tersebut, Randika menulis permintaan agar dirinya diantarkan ke rumah neneknya di Palembang.

Temuan itu memperkuat dugaan bahwa Randika memang hidup berpindah-pindah selama beberapa waktu terakhir.

Hingga kini, pihak keluarga telah dihubungi untuk proses pemulangan jenazah.