Ironi! Hanung Bramantyo Pertanyakan Prioritas Tayang Film Animasi Merah Putih One For All: 200 Judul Lain Masih Antre
HAIJAKARTA.ID – Sutradara senior Hanung Bramantyo ikut mengomentari munculnya film animasi baru yang kini panen hujatan publik.
Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-80, film animasi Merah Putih One For All diprediksi bakal segera rilis di bioskop.
Hanung Bramantyo Pertanyakan Prioritas Tayang Film Animasi Merah Putih One For All
Film garapan Perfiki Kreasindo ini dijadwalkan tayang serentak di bioskop pada 14 Agustus 2025, membawa misi mulia menyebarkan semangat persatuan lewat kisah delapan anak dari berbagai suku di Indonesia.
Namun, Hanung Bramantyo mempertanyakan alasan di balik prioritas jadwal tayang film tersebut, padahal ada ratusan film lain yang masih menunggu antrean. “Mengapa harus terburu-buru tayang?
Ironisnya, kok bisa mendapat tanggal tayang di tengah sekitar 200 judul film yang antre,” ujarnya melalui Instagram Stories, Senin (11/8/2025).
Hanung Soroti Proses Produksi dan Anggaran
Menurut Hanung Bramantyo, film ini belum benar-benar rampung diproduksi. Ia menjelaskan bahwa dengan anggaran Rp6,7 miliar, tahap pengerjaan baru sampai Previs atau storyboard berwarna yang digerakkan sebagai panduan animator.
“Ibarat membangun rumah, belum dipelur semen dan lantainya masih cor-coran kasar,” ungkapnya.
Hanung menambahkan, untuk menghasilkan film animasi berkualitas layak layar lebar, dibutuhkan biaya minimal Rp30 miliar hingga Rp40 miliar di luar promosi.
“Budget Rp7 miliar, dipotong pajak 13 persen jadi sekitar Rp6 miliar, sekalipun tanpa penyalahgunaan, hasilnya tetap tidak maksimal,” tegas sutradara yang dikenal lewat karya-karya bertema sosial dan budaya itu.
Kualitas Visual Jadi Sorotan
Film Merah Putih One For All disebut-sebut memiliki kualitas animasi yang kaku dan jauh di bawah standar industri modern.
Tak sedikit penonton yang membandingkannya dengan film animasi “Jumbo” yang sukses meraih lebih dari 10 juta penonton dan menjadi film animasi terlaris di Indonesia.
Bahkan, meski memakan biaya hampir Rp7 miliar, tiket film ini dijual dengan harga spesial Rp17.000 pada 17 Agustus 2025.
Langkah ini dinilai sejumlah pihak sebagai upaya menarik penonton di tengah gelombang kritik.
Misi Mulia di Tengah Kontroversi
Film ini mengangkat kisah pencarian bendera pusaka yang hilang menjelang upacara kemerdekaan oleh delapan anak dari latar belakang berbeda.
Misinya untuk menanamkan nilai persatuan patut diapresiasi, namun perdebatan tentang kualitas dan proses produksi membuatnya menuai pro dan kontra.