Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Setelah masa mudik Lebaran 2025 berakhir, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatat jumlah pendatang ke Jakarta turun dari sebelumnya.

Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta, jumlah pendatang ke Jakarta tercatat sebanyak 1.084 orang dalam periode 8 hingga 11 April 2025, terdiri dari 512 laki-laki dan 572 perempuan.

Fenomena ini disebut berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, di mana Jakarta selalu menjadi magnet utama pendatang usai Lebaran. Namun tahun ini, tren tersebut tampak mulai bergeser.

Alasan Jumlah Pendatang ke Jakarta Turun Usai Lebaran 2025

Menurut Staf Khusus Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim, penurunan pendatang ke Jakarta salah satunya disebabkan oleh menurunnya jumlah pemudik.

“Ada keterkaitan antara jumlah pemudik yang lebih sedikit dan jumlah pendatang yang ikut menurun. Banyak warga menahan diri untuk mudik dan merantau kembali karena ingin menghemat pengeluaran di tengah ketidakpastian ekonomi,” jelas Chico pada Minggu, 13 April 2025.

Biaya hidup di ibu kota yang tinggi juga menjadi pertimbangan bagi masyarakat untuk mencari alternatif lain.

“Pendatang ke Jakarta memang berkurang, namun justru wilayah Bodetabek mencatat peningkatan pendatang sekitar 5 persen. Mereka memilih tinggal di wilayah penyangga karena biaya kos dan kebutuhan hidup lebih terjangkau, meski pekerjaan tetap dicari di Jakarta,” imbuhnya.

Pelatihan dan Kolaborasi Antarwilayah

Dalam menghadapi dinamika jumlah pendatang ke Jakarta, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan sejumlah program pendukung. Salah satunya adalah pelatihan keterampilan dan penyaluran lapangan kerja.

“Data pendatang yang kami miliki dari Dukcapil dan Dishub akan menjadi dasar bagi Disnaker dan Dinas UMKM dalam memberikan pelatihan maupun membuka akses pekerjaan, baik di Jakarta, Bodetabek, bahkan hingga ke luar negeri,” jelas Chico.

Selain itu, kerja sama antara Pemprov DKI dengan pemerintah daerah asal pendatang juga diperkuat. Kolaborasi ini diharapkan dapat mendorong perkembangan ekonomi di daerah masing-masing.

“Kami berkomitmen untuk membantu daerah asal pendatang mengembangkan potensi ekonominya, sehingga urbanisasi ke Jakarta bisa lebih terkendali,” tutup Chico.