Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap penyebab terkait cuaca pagi hingga siang hari yang terasa cukup panas.

Namun, saat sore hingga malam hari hujan turun dengan intensitas ringan hingga deras.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan saat ini Indonesia berada dalam fase peralihan musim kemarau ke musim hujan atau pancaroba.

“Indonesia saat ini sedang berada dalam fase peralihan musim atau pancaroba, dari musim kemarau menuju musim hujan,” kata Guswanto, Senin (27/10/2025).

Guswanto memaparkan peralihan musim umumnya terjadi pada Oktober-November setiap tahun.

Adapun ciri-ciri peralihan musim adalah adanya perubahan cuaca yang terjadi dalam sehari.

“Pagi hingga siang hari cenderung panas terik karena langit cerah dan radiasi matahari maksimal,” tutur Guswanto.

“Sore hingga malam berpotensi hujan lebat, disertai petir dan angin kencang, akibat pemanasan lokal yang memicu pertumbuhan awan konvektif,” sambungnya.

Guswanto mengatakan peringatan panas ekstrem yang sempat dikeluarkan BMKG beberapa waktu lalu masih berlaku hingga Oktober 2025.

Ia menyebutkan masih ada sejumlah daerah yang mengalami panas ekstrem yang sempat dikeluarkan BMKG beberapa waktu lalu masih berlaku hingga Oktober 2025.

“Peringatan panas ekstrem yang sempat dikeluarkan BMKG masih relevan hingga akhir Oktober 2025. Beberapa kota besar seperti Surabaya dan Palembang masih mencatat suhu tinggi, bahkan mencapai 37,6°C di beberapa wilayah,” papar Guswanto.

“Namun, seiring masuknya musim hujan, intensitas panas diperkirakan akan mulai menurun secara bertahap,” imbuhnya.

Potensi Cuaca Ekstrem di Jakarta saat Musim Hujan

Lebih lanjut, Guswanto mengingatkan potensi cuaca ekstrem di Jakarta saat musim hujan.

“Dalam beberapa hari terakhir hujan mulai turun di wilayah Jakarta dan sekitarnya, terutama pada sore hingga malam hari,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto kepada wartawan, Sabtu (25/10/2025).

Oleh karena itu, BMKG mengingatkan dan mengimbau kepada pemerintah daerah (pemda) untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi cuaca ekstrem, khususnya selama masa peralihan dan puncak musim hujan.

“Beberapa langkah yang disarankan antara lain, pembersihan saluran drainase dan sungai untuk mencegah banjir. Penyiapan sistem peringatan dini dan evakuasi,” tuturnya

“Koordinasi lintas sektor untuk penanganan bencana hidrometeorologi. Sosialisasi kepada masyarakat terkait potensi hujan lebat, angin kencang, dan tanah longsor,” imbuh dia.