Kerja Sama Indonesia–China: 16 Proyek Strategis Bernilai Rp 36,4 Triliun Resmi Disepakati, Begini Kata Menko Perekonomian RI
HAIJAKARTA.ID – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa Indonesia dan China sepakat menanamkan investasi di 16 proyek dengan total nilai mencapai Rp 36,4 triliun.
Seluruh investasi tersebut akan difokuskan di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah.
Kesepakatan ini lahir dari pertemuan pemerintah Indonesia dengan perwakilan Partai Komunis China dari Provinsi Fuzhou.
Kerja Sama Indonesia–China
“Dilaporkan terkait pertemuan kemarin, diadakan pertemuan dengan perwakilan Partai Komunis China dari Provinsi Fuzhou. Dan dalam pertemuan itu diadakan Memorandum of Understanding terhadap 16 kegiatan,” ujar Airlangga usai melapor kepada Presiden Prabowo Subianto pada Kamis (27/12/2025), dikutip dari Kompas.
Airlangga menjelaskan bahwa berbagai proyek itu mencakup industri baja berkapasitas satu juta ton, pengolahan daging dan hasil laut, hingga perdagangan nikel dan besi.
Selain itu, ada juga investasi yang mengarah ke riset dan pengembangan tekstil serta produk high-end, proyek batu bara, bahan baku tekstil, industri teh dan melati, hingga pengadaan barang serta jasa di sektor pertanian.
Ia menambahkan bahwa kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Presiden Prabowo dengan Perdana Menteri China, Li Qiang, pada pertengahan 2025.
Sebagai informasi, pemerintah terus memperkuat kolaborasi strategis dengan berbagai mitra global, termasuk Tiongkok, melalui skema Two Countries Twin Parks (TCTP).
Kedua negara menilai kerja sama erat ini dapat mempercepat masuknya investasi, membuka lapangan kerja baru, dan menambah devisa yang penting bagi ketahanan ekonomi nasional.
Adapun nilai investasi Rp 36,4 triliun tersebut setara dengan 24,3 persen dari total komitmen investasi sebesar 10 miliar dollar AS yang sebelumnya dijanjikan Pemerintah Kota Fuzhou saat kunjungan Kemenko Perekonomian pada Agustus 2025.
“Kita membutuhkan lebih banyak proyek di sektor industri baja, manufaktur, perikanan, tekstil, pertanian, seperti teh, furnitur, teknologi baru seperti drone, baterai EP, termasuk infrastruktur dan AI itu sendiri,” tutup Airlangga.
