Kondisi El Nino Melemah, Begini Dampak yang Timbul Jika Terjadi La Nina

HAIJAKARTA.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) baru-baru ini merilis informasi terkait kondisi fenomena El Nino tahun 2024.
Dalam keterangan yang disampaikan melalui akun Instagram resmi mereka, BMKG menyebutkan bahwa El Nino saat ini berada pada fase lemah.
“Sobat BMKG, kondisi terkini El Niño sedang berada di fase lemah,” tulis BMKG dalam keterangan yang dikutip dari akun Instagram resminya @infobmkg, Jumat (26/4/2024).
Kapan fenomena El Nino di tahun 2024 diperkirakan akan berakhir? Apakah akan diikuti oleh fenomena El Nina? Dan apa dampaknya bagi Indonesia?
El Nino: Penyimpangan Siklus Iklim
Menurut laporan BMKG, El Nino merupakan bagian dari fenomena El Nino-Southern Oscillation (ENSO), yang merupakan penyimpangan dari pola normal siklus iklim di Samudra Pasifik.
El Nino terjadi ketika suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian tengah mengalami pemanasan di atas kondisi normalnya.
Puncak dan Dampak El Nino 2024
El Nino tahun 2024 mencapai puncaknya pada Desember 2023. Selama periode ini, angin pasat yang biasanya berhembus dari timur ke barat melemah atau bahkan berbalik arah.
Hal ini menyebabkan berkurangnya curah hujan di Indonesia, memperpanjang musim kemarau, dan menyebabkan kekeringan ekstrim di beberapa wilayah.
Perkiraan Berakhirnya El Nino 2024
Menurut BMKG, kondisi El Nino saat ini cenderung menuju fase Netral. Ada peluang 60% bahwa El Nino akan digantikan oleh La Nina pada periode bulan Juni hingga Agustus 2024.
La Nina dikenal sebagai fenomena yang membawa peningkatan curah hujan, yang dapat mencapai 20-40% di wilayah Indonesia.
Dampak Potensial La Nina
La Nina memiliki dampak global, termasuk peningkatan curah hujan di wilayah Pasifik Barat. Di Indonesia, La Nina dapat menyebabkan cuaca ekstrim seperti banjir dan longsor.
BMKG memperkirakan bahwa curah hujan di beberapa lokasi Indonesia dapat meningkat lebih dari 50% selama periode Juni-Juli-Agustus.