Kronologi Siswa SMP Dianiaya Anak Kepsek di Bekasi, Korban Babak Belur Usai Kritik Potongan Dana PIP
HAIJAKARTA.ID – Seorang siswa kelas IX SMP di Bantargebang, Kota Bekasi, berinisial DMH (16), diduga menjadi korban penganiayaan oleh S (15), anak dari kepala sekolah.
Insiden ini diduga bermula dari kritik DMH terhadap dugaan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang disampaikan melalui unggahan di media sosial.
Kronologi Siswa SMP Dianiaya Anak Kepsek di Bekasi
Menurut pengakuan DMH, ia membuat unggahan berupa gambar hasil kecerdasan buatan (AI) yang menampilkan sosok manusia berkepala tikus tengah memegang uang, dengan latar belakang gedung sekolah.
Unggahan itu dianggap sebagai sindiran terhadap kepala sekolah, yang juga ayah dari S.
Kritik Dana PIP Berujung Penganiayaan
DMH mengungkapkan bahwa dirinya dua kali menerima dana PIP masing-masing Rp750.000. Namun, ia tidak menerima dana tersebut secara utuh.
“Dana pertama langsung masuk ke SPP tanpa saya tahu bentuk fisiknya. Dana kedua dipotong Rp150.000,” ujar DMH.
Setelah unggahan DMH tersebar, pihak sekolah memediasi pertemuan antara siswa, wali murid, dan jajaran sekolah.
DMH menyebut dirinya mengalah demi kelulusan, namun kecewa karena dana yang dipotong tidak dikembalikan.
Serangan Fisik Terjadi di Sekolah
Insiden penganiayaan terjadi pada Senin (19/5/2025) di lingkungan sekolah. DMH mengatakan pelaku mendatanginya secara tiba-tiba.
“Dia datang sambil berteriak, lalu memukul kening saya hingga kepala terbentur tembok, kemudian lanjut memukul rahang saya. Sekarang masih sakit dan sulit membuka mulut,” ungkap DMH.
Proses Hukum dan Tanggapan Sekolah
Keluarga korban melaporkan kasus ini ke Polres Metro Bekasi Kota dengan nomor laporan LP/B/1095/2025/SPKT/POLRES METRO BEKASI KOTA.
Sementara itu, Kepala SMP, Ujang Tholib, mengakui bahwa anaknya terlibat dalam insiden tersebut.
“Memang benar anak saya yang melakukan penganiayaan terhadap DMH,” ujarnya.
Ia menambahkan, putranya merasa tersinggung oleh unggahan yang dinilai menyindir dirinya.
Meski demikian, Ujang menyatakan pihaknya menghormati proses hukum yang sedang berjalan.
Ia berharap kejadian ini bisa terselesaikan lewat jalur kekeluargaan.