Normalisasi Ciliwung Berlanjut 2026, DKI Kucurkan Rp 232 M untuk Pembebasan Lahan
HAIJAKARTA.ID – Pemerintah memastikan proyek Normalisasi Sungai Ciliwung tetap berlanjut tahun depan.
Dari total panjang 33 kilometer, masih ada sekitar 16 kilometer yang belum tertangani.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menjelaskan bahwa normalisasi Sungai Ciliwung dan Kali Krukut akan segera diteruskan karena keduanya dianggap berperan dalam memperparah kemacetan di Ibu Kota.
“Kami laporkan, dalam tahun depan kami akan melanjutkan pekerjaan normalisasi Ciliwung yang belum terselesaikan dan Kali Krukut karena memang dua sungai inilah yang memberikan kontribusi kemacetan yang ada di Jakarta,” kata Pramono dalam sambutannya di sempadan Sungai Ciliwung, Jakarta Selatan, Jumat (21/11/2025), dikutip dari Detik.
Hingga kini, dari total 33 km jalur sungai, baru 17 km yang selesai dikerjakan.
Artinya, masih ada 16 km lagi yang menunggu penanganan.
Pemprov DKI Jakarta bersama Kementerian PUPR sedang menyusun skema kerja sama untuk melanjutkan normalisasi.
Pemprov bertanggung jawab dalam pembebasan lahan, sementara pembangunan tanggul akan dilakukan oleh Kementerian PU.
Wakil Menteri PU, Diana Kusumastuti, mengatakan pihaknya siap melanjutkan pembangunan, namun prosesnya baru bisa dimulai setelah pembebasan lahan rampung.
“16 km itu kan sudah kita lakukan sejak kemarin. Dari 33 (km), kita sekarang udah 17 (km). Nanti kita bertahap, nah ini mudah-mudahan bisa kita lakukan,” kata Diana, dalam kesempatan berbeda.
Pemprov DKI sendiri sudah mulai menggarap pembebasan lahan dan menargetkan prosesnya selesai pada awal 2026.
Selain itu, normalisasi atau pembersihan Kali Krukut sepanjang 1,3 km juga akan segera dilakukan.
“Targetnya sih harus selesai secepatnya lah ya. Ini pokoknya tergantung dari pembebasan lahannya. Nggak bisa (selesai 2026), DKI Jakarta baru bebaskan 2026. 2027 kita baru masuk,” ujarnya.
Normalisasi Ciliwung Berlanjut 2026
Sejalan dengan rencana melanjutkan Normalisasi Sungai Ciliwung, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan dana sebesar Rp 232 miliar untuk kebutuhan pembebasan lahan.
Pemprov bertanggung jawab membantu proses pembebasan di dua wilayah, yaitu Kelurahan Cililitan dan Kelurahan Pangadegan.
“Di Cililitan sendiri total ada 37 bidang tanah dengan anggaran disiapkan Rp 111 miliar,” ujar Pramono.
Sementara itu, di Kelurahan Pangadegan terdapat 54 bidang tanah yang perlu dibebaskan, dengan estimasi anggaran sekitar Rp 121 miliar.
Jika dijumlahkan, total anggaran yang disiapkan mencapai Rp 232 miliar.
Normalisasi Kali Krukut
Selain menangani Sungai Ciliwung, Pemprov DKI juga berencana menormalisasi Kali Krukut sepanjang 1,3 kilometer.
Upaya ini dilakukan untuk melindungi kawasan Kemang dan wilayah di sekitarnya yang hampir setiap musim hujan menjadi langganan banjir.
Pramono menjelaskan bahwa masalah banjir di Jakarta sudah semakin mengganggu. Di beberapa titik, ketinggian air bahkan bisa mencapai pinggang orang dewasa.
Kawasan Kemang menjadi salah satu daerah yang paling sering terdampak luapan Kali Krukut saat hujan deras.
“Kenapa ini kami lakukan? Kami tahu kalau tidak dilakukan, maka daerah Kemang, Kemang Village, Kem Chicks (supermarket), dan sebagainya pasti akan banjir terus-menerus dan banjirnya sudah sangat mengganggu,” kata Pramono.
