Peserta Indonesian Idol Ngamen Viral di Medsos: Junaidi Ditangkap Dinsos, Endingnya Banjir Job!
HAIJAKARTA.ID – Nasib seorang peserta Indonesian Idol ngamen di jalanan Bengkulu menyita perhatian publik.
Junaidi, peserta Indonesian Idol 2025 asal Prabumulih, Sumatra Selatan, sempat viral usai videonya mengikuti audisi menyentuh jutaan penonton.
Namun tak banyak yang tahu bahwa untuk bertahan hidup, Junaidi harus mengamen dari warung ke warung hingga akhirnya tertangkap razia oleh petugas Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bengkulu.
Junaidi, Mantan Peserta Indonesian Idol Ngamen
Meski sempat mendapatkan lima “yes” dan lolos golden ticket dari para juri Indonesian Idol 2025, termasuk Judika yang bahkan menawarkan rekaman ulang lagu “Putus atau Terus,” langkah Junaidi terhenti di babak eliminasi 1.
Setelah gagal di ajang pencarian bakat tersebut, Junaidi kembali ke kehidupan lamanya sebagai pengamen.
“Ia mengaku sehari-hari mengamen di warung lesehan dari siang sampai malam,” tulis akun YouTube Indonesian Idol.
Terjaring Razia Saat Mengamen di Bengkulu
Junaidi diketahui datang ke Bengkulu untuk menyaksikan Festival Tabut.
Namun karena kehabisan uang, ia pun mengamen demi ongkos pulang ke Prabumulih.
Sayangnya, pada Kamis (4/7/2025), Junaidi tertangkap razia petugas Dinsos saat mengamen di beberapa titik lampu merah.
Kepala Dinas Sosial Kota Bengkulu, Sahat M. Situmorang, mengunggah momen saat Junaidi tertangkap dan diminta menyanyi sambil bermain gitar.
“Ia mengaku dari Prabumulih dan mantan peserta Indonesian Idol. Saat kami kejar, ia sempat bersembunyi di belakang rumah warga, di semak-semak penuh nyamuk,” ujar Sahat.
“Karena tak tahan digigit nyamuk, akhirnya ia keluar dan menyerahkan diri,” tambahnya.
Dari Ngamen ke Kafe
Setelah viral karena tertangkap Dinsos, Junaidi justru mendapat banyak tawaran tampil. Ia kini kebanjiran job nyanyi di rumah makan, kafe, hingga acara wedangan.
“Sekarang Junaidi dapat banyak undangan tampil di tempat-tempat makan dan hiburan,” ungkap Sahat, Minggu (6/7/2025).
Sahat bahkan menawarkan bantuan administrasi kependudukan apabila Junaidi ingin menetap di Bengkulu.
“Ia punya suara bagus, dan layak diberi kesempatan. Saya juga beri nomor kontak saya agar bisa bantu bila ia butuh sesuatu,” lanjut Sahat.
Pesan Dinsos
Sahat menegaskan bahwa Dinsos tak melarang aktivitas mengamen selama dilakukan di tempat yang wajar, seperti rumah makan atau kafe, dan dengan izin dari pemilik tempat.
“Kami tidak melarang kalau mengamen di kafe atau rumah makan. Tapi tidak boleh di lampu merah, karena membahayakan,” tegasnya.