sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Sosok pesulap legendaris Indonesia, Sutarno atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Pak Tarno, membantah tudingan sejumlah warganet yang menyebut dirinya tengah mengemis di kawasan wisata Kota Tua, Jakarta Barat.

Klarifikasi tersebut disampaikannya secara langsung kepada awak media, menyusul beredarnya video yang menampilkan dirinya berada di lokasi tersebut dengan sejumlah penggemar.

Pesulap Pak Tarno Bantah Isu Mengemis di Kota Tua

Dalam pernyataannya yang disampaikan melalui sambungan telepon pada Minggu (4/5/2025), Pak Tarno menegaskan bahwa kehadirannya di Kota Tua semata-mata untuk berlibur bersama sang istri. “Saya hanya sedang rekreasi, bawa bekal dan makan bersama keluarga,” ujarnya singkat.

Pernyataan ini menjadi bantahan langsung terhadap tudingan miring yang beredar di media sosial.

Pak Tarno juga menambahkan bahwa aktivitas utamanya saat ini masih berfokus pada usaha dagang mainan yang dilakukan dari rumah. Menurutnya, bisnis tersebut berjalan lancar dan tidak pernah sepi dari pembeli.

“Dagangan saya di rumah masih jalan, malah sering ramai,” ungkapnya menepis anggapan bahwa dirinya sedang mengalami kesulitan ekonomi.

 Foto Bersama dan Pemberian Sukarela

Lebih lanjut, Pak Tarno menjelaskan bahwa saat berada di lokasi wisata tersebut, banyak pengunjung yang mengenalinya dan meminta berfoto.

Ia tidak menolak permintaan tersebut, dan sesudahnya beberapa penggemar memberikan uang sebagai bentuk apresiasi.

“Mereka memberi dengan suka rela setelah minta foto, saya terima dengan baik karena itu pemberian,” kata pria yang dikenal dengan jargon “bim salabim” ini.

Pak Tarno menekankan bahwa dirinya sama sekali tidak meminta uang kepada siapa pun.

Ia menerima pemberian tersebut sebagai bentuk penghargaan dari para penggemar, bukan karena memohon atau mengemis.

Ia pun tampak santai merespons tuduhan yang menyerangnya di media sosial. “Silakan saja orang mau beranggapan apa, saya tidak ambil pusing,” ujarnya tenang.

Meski sebagian warganet berspekulasi negatif terkait keberadaannya di ruang publik, tak sedikit pula yang menunjukkan dukungan kepada Pak Tarno.

Mereka menilai bahwa kehadirannya di Kota Tua merupakan hal yang wajar sebagai bentuk rekreasi, dan tidak pantas dikaitkan dengan stigma negatif.