sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID- Sejarah asal usul roti buaya Betawi yang jadi makanan khas masyarakat Betawi ini sudah ada sejak lama loh! Banyak yang mengaitkan dengan istilah buaya darat yang berate seorang lelaki yang tidak cukup dengan satu pasangan.

Padahal kenyataanya buaya jantan merupakan hewan yang setia kepada pasangannya. Nah hal itu karena buaya jantan hanya menikah satu kali dengan buaya betina seumur hidupnya. Maka dari itu, masyarakat Betawi sering membawa sesarahan karena dikaitkan dengan simbol kesetian pada pasangan. Yuk simak sejarah asal usul roti buaya Betawi Lengkap!

Makna Simbol dari Buaya Betawi

Roti buaya jadi salah satu simbol budaya penting bagi masyarakat khususnya orang Betawi. Sering kali roti buaya pada pernikahan Betawi. Roti Buaya menjadi salah satu simbol dari keberanian dan kekuatan.

Simbol ini dimaknai dengan hubungan erat antara masyarakat Betawi dan buaya yang hidup sekitar wilayah pesisir Jakarta. Ukuran roti yang besar dan teksturnya yang keras dapat menunjukkan ketangguhan dan kesanggupan masyarakat Betawi dalam menghadapi tantangan hidup serta mampu menjaga nilai-nilai budaya masyarakat Betawi dan menjaga nilai tradisinya.

Sejarah Asal Usul Roti Buaya Betawi

Sejarah Asal Usul Roti Buaya Betawi
Ilustrasi Roti Buaya Betawi (Foto: Google maps)

Sejarah asal usul roti buaya Betawi bermula dari datangnya bangsa Eropa ke Batavia. Dahulu, bangsa Eropa menyatakan cinta dengan memberi bunga pada lawan jenis. Melihat hal itu, masyarakat Betawi tidak mau kalah dan berpikir untuk memberikan sesuatu yang jadi simbol pengungkapan perasaan.

Wilayah Jakarta sendiri dahulu memiliki 13 sungai yang tersebar luas dan masing-masing memiliki buaya. Masyarakat Betawi juga tahu bahwa buaya hanya kawin sekali seumur hidupnya.

Maka dari itu, mereka memutuskan membuat roti buaya yang jadi ungkapan perasaan untuk pasangannya. Layaknya bangsa Eropa yang mengungkapkan perasaanya melalui bunga. Dari hal itu roti buaya jadi simbol kesetiaan.

Dalam adat Betawi, roti buaya ini dibawa dalam acara pernikahan yang diberikan mempelai pria ke mempelai wanita. Roti dibuat sepasang, dimana roti buaya betina dibuat dengan ukuran kecil diletakkan bersebalahan atau di atas punggung. Hal itu bermakna kesetiaan dalam rumah tangga sampai anak cucu.

Fakta Unik Roti Buaya

Terdapat beberapa fakta unik mengenai roti buaya Betawi. Ternyata roti buaya dalam adat pernikahan Betawi hanya dijadikan sebagai simbol dan tidak dikonsumsi. Awalnya roti dibuat dengan tekstur keras dan dibiarkan sampai membusuk.

Dahulu kala roti buaya memiliki panjang sampai 50 cm, dan dijadikan sebatas pajangan atau simbol semata. Apalagi setelah upacara pernikahan selesai, roti tidak dimakan dan didiamkan sampai membusuk. Hal ini dimaknai sebagai sepasang suami istri tetap bersama sampai akhir hayat.

Namun saat ini, roti buaya disajikan dengan adonan roti segar yang bisa di konsumsi. Roti buaya ini bahkan bisa dibagikan kepada para kerabat yang belum menikah dengan harapan agar segera menyusul menikah. Dulu roti buaya terbuat dari adonan roti tanpa isi apapun. Saat ini sudah memiliki berbagai varian isi seperti strawberry, vanilla, coklat.

Roti Buaya Jadi Ikon Pernikahan Adat Betawi

Sejarah Asal Usul Roti Buaya Betawi
Ilustrasi Roti Buaya Betawi (Foto: Google maps)

Dalam adat istiadat masyarakat Betawi, terdapat tiga tahapan kehidupan yang dianggap penting, yaitu Khitanan, Perkawinan, dan Kematian. Dalam pernikahan juga roti buaya digunakan meilputi acara pra pernikahan, pernikahan, dan pasca pernihakan.

Tahap pertama yaitu penampilan dari mempelai pria dan romongan di rumah orang tua calon pengantin wanita. Tahap kedua mempelai pria membawa bingkisan termasuk roti buaya yang sering diletakkan di dinding rumah pengantin wanita atau di atas nampan.

Roti dijadikan sebagai simbol harapan bagi rumah tangga supaya tahan banting dan mampu bertahan seperti buaya. Dulunya roti ini hanya dapat di nikmati oleh kalangan tertentu saja, namun saat ini roti buaya sudah jadi ciri khas Budaya Betawi pada setiap acara apalagi acara pernikahan.

Maka dari itu, setiap upacara pada masyarakat Betawi pasti memiliki roti buaya yang selain jadi ciri khas namun juga lambang kesetiaan. Tanpa roti buaya dalam upacara pernikahan masyarakat Betawi, rasanya persembahan yang di bawa mempelai pria jadi tidak lengkap.

Nah, itu tadi pembahasan asal usul roti buaya Betawi yang memang terkenal sejak dahulu. Roti buaya memang tidak bisa dipisahkan dan menjadi ciri khas dari Masyarakat Betawi terutama acara pernikahan.