sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Beberapa hari belakangan suhu di Jakarta dilanda panas ekstrem.

Akibatnya cuaca di Jakarta terasa lebih panas.

Guna mengurangi dampak suhu panas di Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung telah memerintahkan jajarannya melakukan operasi modifikasi cuaca.

“Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung telah menginstruksikan jajaran terkait untuk melaksanakan langkah-langkah mitigasi guna mengurangi dampak cuaca panas ekstrem terhadap warga,” kata Staf khusus Gubernur-Wagub DKI Jakarta bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim dalam keterangannya, Kamis (16/10/2025).

Pemprov DKI Jakarta akan melakukan modifikasi sekaligus melakukan edukasi agar warga tetap menjaga kesehatan di tengah cuaca ekstrem.

Chico menyebut perintah operasi modifikasi cuaca disampaikan Pramono kepada BPBD DKI Jakarta.

“Untuk mengatur distribusi curah hujan dan mengurangi intensitas panas, bekerja sama dengan BMKG untuk pemantauan cuaca ekstrem,” tuturnya.

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Terasa Panas di Indonesia

Sebelumnya, BMKG mengungkapkan penyebab cuaca terasa panas di Indonesia.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan cuaca panas ekstrem di Indonesia beberapa hari terakhir disebabkan pergeseran matahari ke sisi selatan Indonesia.

“Ini juga menyebabkan pertumbuhan awan hujan juga sudah jarang di wilayah selatan,” kata Guswanto di Kementerian Kehutanan, Senin (13/10/2025).

“Sehingga inilah yang terasa panas, tidak ada awan yang menutup sinar matahari langsung,” sambungnya.

Pergeseran ini berdampak langsung pada peningkatan temperatur udara, terutama di wilayah selatan dan perkotaan besar.

Guswanto menjelaskan temperatur maksimum ideal di wilayah perkotaan berkisar antara 31-34 derajat Celcius.

Posisi matahari yang bergeser ke selatan turut memengaruhi pembentukan awan hujan.

“Ini juga menyebabkan pertumbuhan awan hujan itu juga sudah jarang di wilayah selatan,” tuturnya.

Minimnya pertumbuhan awan berarti semakin sedikit penutup alami bagi sinar matahari.

Akibatnya, radiasi matahari langsung mengenai permukaan bumi dan tubuh manusia tanpa peredam, membuat temperatur terasa lebih menyengat.

Fenomena ini lazim terjadi menjelang akhir tahun, terutama saat wilayah Indonesia bagian selatan menerima paparan radiasi matahari yang lebih intens.

Selain itu, kondisi lingkungan perkotaan seperti minimnya ruang hijau dan dominasi permukaan keras seperti aspal dan beton turut memperparah efek panas.