sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA. ID – Penetapan tanggal Idul Fitri 2025 berpotensi berbeda antara Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), dan pemerintah.

Perbedaan ini sering terjadi karena metode hisab dan rukyat yang digunakan masing-masing pihak dalam menentukan 1 Syawal 1446 H.

Muhammadiyah biasanya mengacu pada hisab wujudul hilal, sementara NU dan pemerintah lebih mengutamakan rukyatul hilal. Lantas, apakah Idul Fitri 2025 akan dirayakan secara serempak atau berbeda?

Idul Fitri 2025 Menurut NU, Muhammadiyah, dan Pemerintah

Penetapan waktu Idul Fitri 2025 oleh Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan pemerintah didasarkan pada metode masing-masing dalam menentukan awal 1 Syawal 1446 H.

Muhammadiyah menggunakan hisab wujudul hilal, sementara NU dan pemerintah mengacu pada rukyatul hilal atau pemantauan visibilitas bulan.

Perbedaan metode ini sering kali menyebabkan potensi perbedaan tanggal perayaan Lebaran 2025. Berikut adalah penjelasan mengenai ketetapan masing-masing pihak:

1. Waktu Menurut NU

Nahdlatul Ulama (NU) belum menetapkan tanggal Idul Fitri 2025.

Biasanya, NU akan mengumumkan waktu Lebaran berdasarkan hasil rukyatul hilal atau pemantauan bulan sabit muda.

Pemantauan ini dilakukan di berbagai titik di Indonesia.

Meskipun mengutamakan rukyat, NU tetap mempertimbangkan hasil perhitungan falak sebagai bagian dari proses penetapan awal 1 Syawal 1446 H.

Oleh karena itu, NU baru bisa menetapkan waktu Idul Fitri di malam terakhir puasa Ramadan.

2. Waktu Menurut Muhammadiyah

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan tanggal 1 Syawal 1446 H, yang bertepatan dengan Senin, 31 Maret 2025.

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris PP Muhammadiyah, Sayuti, Rabu (12/2/2025).

Selain Idul Fitri, Muhammadiyah juga telah menentukan jadwal Idul Adha 1446 H. Sayuti menjelaskan, 1 Zulhijjah 1446 H jatuh pada Rabu Kliwon, 28 Mei 2025, sehingga Hari Arafah akan berlangsung pada Kamis Pon, 5 Juni 2025, dan Idul Adha pada Jumat Wage, 6 Juni 2025.

Penetapan ini dilakukan berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal, yang menjadi pedoman Muhammadiyah dalam menentukan awal bulan hijriah.

3. Waktu Menurut Pemerintah

Menteri Agama (Menag) Nasarudin Umar memprediksi bahwa Idul Fitri 1446 H akan jatuh pada 31 Maret 2025.

Namun, kepastian tanggal tersebut masih menunggu hasil Sidang Isbat, yang akan digelar setelah pelaksanaan rukyatul hilal. Adapun Sidang Isbat penetapan 1 Syawal 1446 H dijadwalkan berlangsung pada 29 Maret 2025.

Sementara itu, pemerintah telah menetapkan hari libur nasional Idul Fitri pada 31 Maret dan 1 April 2025, berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri.

Selain itu, cuti bersama Idul Fitri ditetapkan pada 2, 3, 4, dan 7 April 2025.

Perbedaan Waktu Idul Fitri dan Pentingnya Toleransi

Perbedaan waktu perayaan Idul Fitri merupakan hal yang wajar, terutama karena perbedaan dalam penentuan awal bulan Hijriah. Di Indonesia, hal ini sering terjadi, khususnya antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).

Berikut yang harus dipahami:

-Perbedaan penetapan awal bulan Hijriah disebabkan oleh perbedaan metode perhitungan.

-Muhammadiyah menggunakan hisab (perhitungan astronomi), sementara NU menerapkan rukyat (pemantauan hilal secara langsung).

-Umat Islam dianjurkan melaksanakan shalat Idul Fitri sesuai keyakinan masing-masing.

-Shalat Idul Fitri tidak boleh dilakukan dua kali dalam satu perayaan.

-Masyarakat harus saling menghargai dan menghormati perbedaan dalam menentukan waktu Idul Fitri.

-Prinsip toleransi sebaiknya selalu dikedepankan.

-Menjaga persatuan dan kerukunan umat adalah perintah Allah yang wajib dilaksanakan.