Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Hujan deras yang mengguyur wilayah Jakarta Selatan pada Minggu sore (6/7/2025) menyebabkan banjir Jakarta di kawasan Jati Padang, Pasar Minggu.

Salah satu dampak terparah terjadi di Mushala Sabili, setelah tembok penahan air jebol akibat tingginya debit air Kali Pulo.

Akibatnya, banjir merendam pemukiman warga hingga setinggi 1 meter.

Tembok Mushala Jebol Gegara Banjir Jakarta

Tembok pembatas antara Mushala Sabili dan Kali Pulo yang selama ini menjadi pelindung warga dari banjir, jebol sekitar pukul 16.00 WIB. Kejadian tersebut terjadi tak lama setelah waktu salat Ashar.

“Syukurnya tidak ada orang di dalam saat tembok itu ambruk,” ujar Taburan, Ketua RT 003/RW 006 Jati Padang.

Pantauan di lokasi pada Senin siang (7/7), air Kali Pulo masih mengalir deras dan tingginya hampir setara dengan langit-langit mushala.

Personel dari Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Jakarta Selatan terlihat memasang karung pasir untuk menahan rembesan air.

Banjir Jakarta Terus Terulang

Menurut warga, tembok Mushala Sabili bukan sekali ini saja jebol. Insiden serupa disebut sudah terjadi hingga enam atau tujuh kali sejak 2020.

“Kami ini sudah terlalu sering mengalami kejadian serupa, sudah tujuh kali mungkin,” ungkap Fatimah, Ketua PKK RT 003.

Fatimah menyebut, penyempitan Kali Pulo menjadi penyebab utama.

Banyak rumah yang berdiri di atas sungai, menyulitkan air untuk mengalir bebas. Hal itu membuat tekanan pada dinding penahan air seperti di mushala semakin besar.

“Di bagian hulu sungainya lebar, tapi di sini sempit, ditambah ada bangunan yang berdiri di atas kali, aliran jadi seperti got,” ujarnya.

Warga Desak Pemerintah Lakukan Normalisasi Sungai

Masyarakat berharap pemerintah serius menangani persoalan banjir Jakarta, terutama di kawasan Jati Padang.

Warga menilai penanganan selama ini hanya bersifat sementara, tidak menyentuh akar masalah seperti normalisasi aliran sungai.

“Kami ingin ada tindakan tegas terhadap bangunan liar di atas kali, agar air tidak lagi membebani tembok seperti di mushala ini,” ujar Fatimah.