Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Mengawali kejadian nahas tersebut, warga sekitar sudah melihat tanda-tanda bahwa tembok pembatas sekolah tampak tidak stabil sebelum akhirnya ambruk.

Kejadian ini terjadi pada Kamis (20/11) sore.

Tembok Sudah Mulai Goyang

Insiden Tembok Sekolah di Palmerah Ambruk terjadi di area SDN 01, SDN 02, dan SMPN 130 Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat.

Cici (51), warga yang rumahnya berada tepat di depan lokasi, mengingat kembali momen menegangkan itu.

Ia menuturkan bahwa dirinya sudah melihat kondisi tembok dalam keadaan miring dan tidak kokoh.

“Waktu itu suasananya bikin cemas. Sebelum jatuh, saya sudah menyadari temboknya tampak mau rubuh. Saya lagi duduk di depan warung lalu melihat tembok seperti tinggal menunggu waktu,” ujarnya kepada wartawan.

Saat tembok setinggi tiga meter tersebut benar-benar jatuh, Cici langsung berlari menyelamatkan diri ke dalam rumah.

Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

“Alhamdulillah enggak ada orang yang terluka. Tapi beberapa motor tertimpa, ada empat kendaraan. Sampai sekarang masih di lokasi,” lanjutnya.

Selain merusak motor, ambruknya tembok juga menimpa tiang listrik dan menyebabkan kabel bergesekan hingga memercikkan api.

“Ada percikan dari kabel yang ketarik itu. Makanya kami belum diizinkan masuk rumah,” kata Cici.

Cici menjelaskan sejumlah kerugian yang ia alami akibat insiden Tembok Sekolah di Palmerah Ambruk.

“Motor rusak, saya jadi enggak bisa buka warung, enggak bisa istirahat juga. Kalau hujan, atap jadi bocor karena kena tiang listrik,” keluhnya.

Ia berharap pihak terkait, terutama pelaksana proyek renovasi sekolah, bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.

Ia juga meminta proses pembersihan dilakukan secepatnya agar keluarganya bisa kembali beraktivitas.

“Mudah-mudahan cepat diberesin dan motor bisa diangkat. Garis polisi juga bikin akses terhambat,” tambahnya.

Penyebab Tembok Sekolah di Palmerah Ambruk

Tetangga Cici, Heni (55), menduga tembok runtuh karena struktur bangunan tidak kuat menahan tekanan tanah proyek renovasi sekolah, ditambah hujan deras beberapa hari terakhir.

“Dua hari sebelumnya hujan besar. Apalagi ada pengeboran fondasi sekolah. Tanah galian makin numpuk dan menekan tembok, makanya jebol,” ujar Heni.

Warga kini menunggu tindak lanjut pemerintah dan pihak proyek terkait keamanan konstruksi serta penanganan pasca-kejadian.