Terminal Kalideres Sepi Meski Nataru, Ini Penyebabnya
HAIJAKARTA.ID – Petugas dari salah satu Perusahaan Otobus (PO) mengungkapkan bahwa aktivitas penumpang di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, terus menunjukkan tren penurunan dari tahun ke tahun.
Bahkan saat musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), peningkatan jumlah penumpang dinilai tidak terlalu terasa.
Penyebab Terminal Kalideres Sepi Meski Nataru
Johnny, kru PO bus Laju Prima, mengatakan kondisi sepinya penumpang sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir.
Menurutnya, suasana ramai di terminal biasanya hanya muncul sesaat, terutama menjelang Lebaran dan pergantian tahun.
“Kalau dibilang ramai, ya cuma momentum tertentu. Setelah itu sudah ambles jauh sekali,” ujar Johnny saat ditemui di Terminal Kalideres, Senin (22/12/2025), dikutip dari Tribun News.
Ia menilai salah satu faktor utama sepinya terminal resmi adalah maraknya terminal bayangan yang bermunculan di sepanjang ruas Daan Mogot hingga Grogol.
Keberadaan titik-titik keberangkatan tidak resmi tersebut dinilai sangat memengaruhi operasional Terminal Kalideres.
Padahal, Terminal Kalideres dikenal sebagai salah satu terminal terbesar di Jakarta.
Namun kini, menurut Johnny, kondisinya seolah memiliki “terminal di dalam terminal”.
“Ini kan terminal gede. Tapi sekarang seperti ada terminal di dalam terminal. Kalau ada apa-apa, bilangnya dari Jakarta Barat, tahunya Kalideres. Tapi terminal bayangan itu enggak pernah digubris,” keluhnya.
Ekonomi Lesu
Selain maraknya terminal bayangan, kondisi ekonomi yang belum stabil juga dinilai ikut memperburuk situasi.
Banyak calon penumpang memilih menunda perjalanan, bahkan sebagian sudah lebih dulu pulang kampung sebelum musim liburan tiba.
“Faktor ekonomi ngaruh besar. Banyak yang sudah pulang duluan, ada juga yang pindah, jadi penumpang makin berkurang,” ujar Johnny.
Ia menambahkan, khusus untuk rute menuju Sumatera, faktor alam juga turut berpengaruh meski bukan penyebab utama.
Cuaca buruk dan gelombang tinggi di kawasan Merak kerap membuat perjalanan bus mengalami keterlambatan.
“Ada pengaruh juga dari cuaca, ombak di Merak tinggi, jadi bus agak terlambat. Tapi yang paling parah tetap masalah ekonomi,” jelasnya.
Johnny pun mempertanyakan kejelasan arah kebijakan pemerintah dalam pengelolaan Terminal Kalideres ke depan.
Menurutnya, keberadaan terminal resmi menjadi terasa sia-sia jika penumpang justru lebih memilih naik dari luar terminal.
“Kita ini jadi enggak tahu pemerintah mau bawa terminal ini ke mana. Apa artinya punya terminal kalau orang lebih milih naik dari luar,” tuturnya.
Penjelasan Kepala Terminal
Di sisi lain, Kepala Terminal Kalideres, Nur Prasetyo, mengimbau masyarakat agar menggunakan terminal resmi saat bepergian.
Ia menegaskan, naik dan turun penumpang di terminal resmi jauh lebih aman dibandingkan di lokasi tidak resmi atau terminal bayangan.
“Ya sebenarnya dari mereka itu banyak kerugian (jika di terminal bayangan). Takutnya mereka tuh dapet harga yang tidak sesuai, karena kan kita tidak bisa memonitor berapa harga tiket yang dijual di luar. Nah terus yang kedua adalah keamanan mereka, karena kita tidak bisa menjamin keamanan mereka, gitu,” kata Prasetyo.
Selain soal tarif, aspek keamanan juga menjadi perhatian utama.
Menurutnya, pihak pengelola tidak dapat menjamin keselamatan penumpang yang naik dari titik-titik tidak resmi.
Prasetyo juga mengungkapkan, sejak Kamis (18/12/2025) hingga hari ini, tercatat lebih dari 3.500 penumpang telah berangkat dari Terminal Kalideres menuju berbagai kota di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
