Tiga Siklon Aktif di Sekitar Indonesia, BMKG Minta Waspada Cuaca Ekstrem
HAIJAKARTA.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam analisis terbarunya mengungkapkan bahwa Siklon Tropis Bakung terpantau bergerak semakin mendekati wilayah Indonesia.
Berdasarkan analisis Selasa (16/12) pukul 07.00 WIB, posisi Siklon Tropis Bakung berada di Samudra Hindia, tepatnya di barat daya Lampung pada koordinat 10,9 derajat Lintang Selatan dan 93,1 derajat Bujur Timur.
Lokasi tersebut berjarak sekitar 1.280 kilometer di sebelah barat daya Bengkulu.
Siklon ini bergerak ke arah timur laut dengan kecepatan sekitar 4 knot atau setara 8 kilometer per jam.
Saat ini, kekuatan angin maksimum Bakung mencapai 40 knot (sekitar 75 km per jam) dengan tekanan udara minimum 995 hPa.
BMKG menjelaskan, Siklon Tropis Bakung berasal dari bibit siklon tropis 91S yang mulai berkembang sejak 7 Desember di Samudra Hindia barat daya Lampung.
Sistem tekanan rendah tersebut kemudian meningkat statusnya menjadi siklon tropis pada 12 Desember pukul 19.00 WIB.
Dalam 24 jam ke depan, posisi Bakung diperkirakan bergeser ke 10,5 derajat Lintang Selatan dan 93,7 derajat Bujur Timur, atau sekitar 1.200 kilometer di barat daya Bengkulu.
Pergerakannya diprediksi tetap mengarah ke timur laut dengan kecepatan meningkat menjadi 5 knot atau sekitar 9 kilometer per jam.
Meski demikian, kecepatan angin maksimum siklon ini diperkirakan akan melemah dan turun ke kategori Low dari sebelumnya kategori 1.
Walaupun kekuatannya menurun, BMKG mengingatkan bahwa Siklon Tropis Bakung masih berpotensi menimbulkan dampak tidak langsung dalam 24 jam ke depan.
Dampak tersebut antara lain hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Bengkulu dan Lampung.
Selain itu, gelombang laut setinggi 1,25 hingga 2,5 meter berpotensi terjadi di Samudra Hindia barat Lampung serta Selat Sunda bagian selatan.
Sementara gelombang tinggi dengan ketinggian 2,5 hingga 4 meter diperkirakan muncul di Samudra Hindia barat Kepulauan Nias hingga Bengkulu.
Di luar Siklon Tropis Bakung, BMKG juga memantau dua bibit siklon tropis lain yang masih aktif, yakni Bibit Siklon Tropis 93S dan 95S.
Bibit Siklon Tropis 93S, yang mulai terbentuk pada 11 Desember, terpantau berada di posisi 12,8 derajat Lintang Selatan dan 113,5 derajat Bujur Timur di kawasan Samudra Hindia selatan Jawa Timur.
Kecepatan angin maksimum di sekitar sistem ini mencapai 15 knot atau sekitar 28 kilometer per jam, dengan tekanan minimum 1.005 hPa.
BMKG menilai peluang Bibit Siklon Tropis 93S berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan masih tergolong rendah.
Sementara itu, Bibit Siklon Tropis 95S yang terbentuk pada 15 Desember berada di sekitar Laut Arafura, tepatnya di selatan Kepulauan Aru, Maluku, pada koordinat 8,8 derajat Lintang Selatan dan 134,4 derajat Bujur Timur.
Bibit ini memiliki kecepatan angin maksimum sekitar 20 knot atau 37 kilometer per jam, dengan tekanan minimum juga berada di angka 1.005 hPa.
Potensi Bibit Siklon Tropis 95S untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan juga dinilai rendah.
Meski demikian, Bibit Siklon Tropis 93S berpotensi memicu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, hingga Nusa Tenggara Barat, serta angin kencang di Jawa Timur dan Bali.
Adapun Bibit Siklon Tropis 95S diperkirakan dapat menyebabkan hujan sedang hingga lebat di Papua Selatan, serta hujan lebat hingga sangat lebat di wilayah Maluku Tenggara.
Tiga Siklon Aktif di Sekitar Indonesia
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Teuku Faisal Fathani, memaparkan perkembangan terbaru kondisi cuaca di Indonesia.
Ia menyampaikan bahwa BMKG saat ini memantau tiga sistem siklon yang berpotensi memengaruhi cuaca di Tanah Air.
“Saat ini ada tiga siklon yang mengepung Indonesia, Bapak Presiden. Yang pertama, siklon Bakung,” ujar Faisal dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, seperti disampaikan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (16/12/2025).
Faisal menjelaskan, di wilayah timur Indonesia, khususnya di Samudra Pasifik, suhu permukaan laut terpantau lebih dingin.
Kondisi serupa juga terjadi di Samudra Hindia. Sebaliknya, perairan Indonesia justru mengalami suhu permukaan laut yang lebih hangat dari normal.
Menurutnya, perbedaan suhu tersebut mendorong terbentuknya satu siklon tropis, yakni Siklon Bakung, serta dua bibit siklon tropis lainnya, yaitu 93S dan 95S.
Ia menambahkan, adanya anomali iklim global turut meningkatkan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
“Ada anomali iklim dunia sehingga bencana hidrometereologi di Indonesia cukup tinggi akhir-akhir ini,” katanya.
Bibit Siklon dan Siklon yang Terdeteksi di Wilayah Indonesia
1. Siklon Tropis Bakung
Bibit siklon tropis 91S resmi berkembang menjadi Siklon Tropis Bakung sejak 12 Desember 2025 pukul 19.00 WIB.
Siklon ini sempat berada pada kategori 1, kemudian meningkat ke kategori 2–3, dan kembali melemah ke kategori 1 per 16 Desember 2025.
Faisal menjelaskan, Siklon Bakung berkembang di wilayah barat daya Lampung dan bergerak menjauhi Indonesia.
Namun, berdasarkan pemantauan terakhir, siklon ini sempat menguat dari kategori 1 ke kategori 2.
“Siklon Bakung ini berkembang di barat daya Lampung, bergerak menjauhi Indonesia tapi tadi pagi (15 Desember 2025) kami pantau, dia naik dari kategori 1 ke kategori 2,” kata Faisal kemarin.
Saat ini, posisi Siklon Bakung berada di koordinat 10,8 derajat Lintang Selatan dan 93,2 derajat Bujur Timur.
Kecepatan angin maksimum di sekitar sistem mencapai 40 knot atau sekitar 76 kilometer per jam, dengan tekanan udara minimum 997 hPa.
“Itu mendekati wilayah Indonesia. Prediksinya dalam 2-3 hari ke depan kami akan pantau terus dinamika. Harapannya tidak masuk hingga ke mendekat lagi yang akan memengaruhi kondisi hujan,” ujar Faisal.
2. Bibit Siklon Tropis 93S
Selain Siklon Bakung, BMKG juga memantau bibit siklon tropis 93S yang mulai terbentuk pada 11 Desember 2025 pukul 07.00 WIB.
Bibit siklon ini berada di wilayah selatan Bali, Nusa Tenggara, dan Jawa Timur.
Per 16 Desember 2025, posisinya tercatat di 12,8 derajat Lintang Selatan dan 113,5 derajat Bujur Timur, tepatnya di Samudra Hindia selatan Jawa Timur.
“Di selatan Bali, Nusa Tenggara serta Jawa Timur itu ada bibit siklon 93S,” kata Faisal.
Kecepatan angin maksimum di sekitar sistem mencapai 15 knot atau sekitar 28 kilometer per jam.
BMKG menilai peluang bibit siklon ini berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan masih tergolong rendah.
3. Bibit Siklon Tropis 95S
Bibit siklon tropis terbaru yang terdeteksi BMKG adalah 95S.
Bibit ini berada di koordinat 8,8 derajat Lintang Selatan dan 134,4 derajat Bujur Timur, atau di wilayah Laut Arafura, selatan Kepulauan Aru, Maluku, berdasarkan data per 16 Desember 2025.
Faisal mengungkapkan, bibit siklon tersebut baru muncul pada siang hari sebelumnya di kawasan selatan Papua.
“Baru saja siang tadi (15 Desember 2025) muncul satu bibit siklon lagi di selatan Papua yaitu 95S,” kata Faisal dalam sidang.
Bibit siklon tropis 95S memiliki kecepatan angin maksimum sekitar 20 knot atau setara 37 kilometer per jam, dengan tekanan udara minimum sekitar 1.005 hPa. sama seperti 93S, peluang bibit siklon ini untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam kurun waktu 24 jam ke depan juga dinilai rendah.
