Viral! Fenomena Air Terjun Dadakan di Sembalun, Ini Penjelasan Lengkap Badan Geologi
HAIJAKARTA.ID – Fenomena kemunculan air terjun dadakan di kawasan Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, belakangan ramai diperbincangkan di media sosial.
Aliran air yang tiba-tiba muncul dari tebing perbukitan itu bahkan dijuluki warganet sebagai “gunung menangis”, karena tampak seperti air yang mengalir dari dinding gunung yang biasanya kering.
Keunikan pemandangan ini pun memicu beragam reaksi.
Selain rasa takjub, muncul pula kekhawatiran dari sebagian masyarakat yang mengaitkannya dengan tanda bahaya, terlebih saat sejumlah daerah di Indonesia tengah menghadapi bencana alam.
Fenomena Air Terjun Dadakan di Sembalun
Badan Geologi Kementerian ESDM memastikan fenomena tersebut tidak berkaitan dengan aktivitas vulkanik maupun gejala alam berbahaya.
Peristiwa ini murni merupakan proses alam yang wajar.
Secara ilmiah, air terjun dadakan itu terjadi akibat hujan deras yang turun selama beberapa hari berturut-turut.
Intensitas hujan yang tinggi membuat air tidak sepenuhnya terserap ke dalam tanah, sehingga sebagian mengalir di permukaan sebagai limpasan.
Badan Geologi menjelaskan, selama sekitar empat hari hujan terus mengguyur kawasan tersebut hingga mencapai puncaknya pada Senin (8/12).
Kondisi ini menyebabkan debit limpasan meningkat dan air terlihat jatuh dari tebing-tebing bukit yang berlereng curam, membentuk air terjun sementara.
“Aliran tersebut muncul karena selama sekitar empat hari terjadi hujan berturut-turut dan mencapai puncaknya pada Senin (8/12), sehingga debit limpasan meningkat dan air tampak jatuh membentuk ‘air terjun’ pada tebing-tebing bukit yang berlereng curam,” tulis Badan Geologi Kementerian ESDM, dikutip dari akun Instagram @badan.geologi.
Faktor lain yang turut memengaruhi adalah jenis batuan di perbukitan Sembalun, yang didominasi breksi vulkanik dan lava.
Batuan ini cenderung kedap air, sehingga kemampuan tanah untuk menyerap air menjadi terbatas.
Akibatnya, air hujan mengikuti jalur alami di lereng bukit dan mengalir turun sebagai air terjun dadakan.
Karena sifatnya sementara, aliran tersebut akan berkurang seiring meredanya hujan, lalu menghilang dengan sendirinya.
Badan Geologi pun menegaskan bahwa fenomena ‘air terjun dadakan’ di Sembalun merupakan dampak alami dari hujan deras berkepanjangan yang memicu limpasan besar di bukit-bukit curam.
Aliran air hanya muncul sesaat dan akan berhenti ketika hujan usai.
“Fenomena ‘air terjun dadakan’ di Sembalun adalah proses alami akibat hujan deras berhari-hari yang menghasilkan limpasan besar pada bukit-bukit curam. Karena batuannya relatif kedap air, aliran muncul sesaat sebagai air terjun lalu hilang ketika hujan berhenti,” demikian kesimpulan Badan Geologi.
Meski terlihat dramatis, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak panik.
Namun, kewaspadaan tetap diperlukan saat hujan lebat, mengingat potensi bahaya justru bisa datang dari jalanan licin, material yang terbawa aliran air, serta kondisi lereng yang curam.

