Perbedaan Kurikulum Sekolah Rakyat dan Sekolah Umum, Mana yang Lebih Relevan?

HAIJAKARTA.ID- Apa sih perbedaan Kurikulum Sekolah Rakyat dan Sekolah Umum, begini perbedaan lengkapnya!
Pendidikan merupakan kunci utama dalam membuka peluang masa depan yang lebih baik bagi setiap anak bangsa.
Di tengah beragamnya tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan, lahirlah inovasi pendidikan bernama Sekolah Rakyat yang digagas oleh Kementerian Sosial (Kemensos).
Meski mengusung fungsi yang sama seperti sekolah umum-yakni memberikan pendidikan Sekolah Rakyat memiliki pendekatan dan orientasi yang cukup berbeda.
Perbedaan Kurikulum Sekolah Rakyat dan Sekolah Umum
Berikut penjelasan perbedaan utama antara Sekolah Rakyat dan Sekolah Umum:
1. Tujuan dan Filosofi Dasar
Sekolah Umum:
Didirikan dengan misi menyediakan pendidikan sesuai standar nasional bagi seluruh masyarakat tanpa membedakan latar belakang sosial-ekonomi.
Sekolah Rakyat:
Merupakan affirmative policy atau kebijakan keberpihakan terhadap masyarakat miskin dan rentan. Sekolah ini dirancang untuk menjawab masalah spesifik seperti kemiskinan, putus sekolah, hingga ketimpangan akses pendidikan.
2. Kurikulum dan Pendekatan Pembelajaran
Sekolah Umum:
Menggunakan kurikulum nasional yang bersifat umum dan berlaku secara merata di seluruh Indonesia. Proses pembelajaran lebih banyak bersifat klasikal dan seragam.
Sekolah Rakyat:
Menggunakan kurikulum tailor-made (dirancang khusus dan kontekstual), memadukan kurikulum nasional dan muatan lokal. Kurikulumnya terbagi menjadi tiga:
- Kurikulum Persiapan (asesmen kesiapan siswa)
- Kurikulum Sekolah Formal (intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler)
- Kurikulum Asrama (karakter, spiritual, cinta tanah air, komunikasi)
Model pembelajaran juga mengakomodasi perbedaan individu dengan pendekatan individual dan pembelajaran mendalam (deep learning), serta sistem multi entry-multi exit.
3. Karakter Pendidikan
Sekolah Umum:
Fokus pada pencapaian akademik dan kompetensi dasar siswa sesuai jenjang pendidikan.
Sekolah Rakyat:
Fokus tidak hanya pada akademik, tetapi juga penguatan karakter, literasi digital, kepemimpinan, kewirausahaan, dan keagamaan. Pendidikan karakter diperkuat melalui sistem boarding school (asrama).
4. Peserta Didik dan Seleksi
Sekolah Umum:
Terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat. Proses seleksi umumnya berdasarkan zonasi, prestasi, atau usia.
Sekolah Rakyat:
Diprioritaskan untuk anak-anak dari keluarga miskin dan rentan sosial. Seleksi dilakukan secara transparan dan akuntabel dengan mempertimbangkan kesiapan fisik, mental, dan akademik melalui proses asesmen awal.
5. Pembiayaan dan Akses
Sekolah Umum:
Sebagian sekolah negeri gratis, namun masih ada biaya tambahan untuk kegiatan tertentu. Sekolah swasta umumnya berbayar penuh.
Sekolah Rakyat:
100% gratis tanpa biaya, karena dibiayai penuh oleh negara melalui alokasi anggaran Kemensos. Seluruh kebutuhan siswa, termasuk tempat tinggal (asrama), makanan, dan perlengkapan belajar ditanggung negara.
6. Tujuan Jangka Panjang
Sekolah Umum:
Mempersiapkan generasi penerus yang berdaya saing di dunia kerja dan pendidikan tinggi.
Sekolah Rakyat:
Selain mencetak lulusan unggul, Sekolah Rakyat diharapkan mampu memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan dan penguatan karakter.
Sekolah ini menjadi bentuk nyata kehadiran negara dalam menghapus ketimpangan akses pendidikan
Sekolah Rakyat dan Sekolah Umum sama-sama penting, namun hadir dengan peran yang berbeda.
Sekolah Umum melayani masyarakat secara umum, sementara Sekolah Rakyat secara khusus hadir bagi mereka yang paling membutuhkan-anak-anak dari keluarga miskin dan rentan sosial.
Dengan pendekatan yang inklusif, kontekstual, dan penuh keberpihakan, Sekolah Rakyat adalah wujud harapan dan perubahan.
la bukan sekadar tempat belajar, melainkan ruang pemberdayaan dan jalan untuk mengubah masa depan.