sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) kembali menggelar aksi damai di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, pada Jumat (29/11).

Ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat akan bergabung untuk menyuarakan dukungan terhadap kebebasan Palestina.

Sekretaris Komite Pelaksana ARI-BP, Oke Setiadi, mengatakan bahwa aksi ini juga bertepatan dengan Hari Solidaritas Internasional untuk Palestina yang diperingati setiap 29 November.

“Aksi ini sebagai bentuk dukungan kepada Palestina dan mendesak Amerika Serikat untuk menghentikan dukungan terhadap serangan Israel,” ujar Oke saat jumpa pers di Jakarta Timur, Kamis (28/11).

Dukungan Pemuda dalam Aksi Damai di Depan Kedubes AS

Aksi damai ini akan diikuti oleh sekitar 5.000 orang, termasuk anggota Aliansi Pemuda Indonesia (API) untuk Palestina.

Selain orasi, ARI-BP juga akan menggelar happening art sebagai simbol pesan kepada AS dan dunia.

“Temanya adalah Tangkap Pelaku Genosida, Indonesia Dukung Penangkapan Netanyahu.

Ini sebagai respons atas genosida yang sudah berlangsung di Gaza hingga hari ke-419,” tambah Oke.

Sejarah Hari Solidaritas Internasional untuk Palestina

Tanggal 29 November dipilih sebagai Hari Solidaritas Internasional untuk Palestina berdasarkan Resolusi Majelis Umum PBB 181 (II) yang diadopsi pada 29 November 1947.

Resolusi tersebut menetapkan pembagian wilayah Palestina menjadi Negara Arab dan Negara Yahudi.

Peringatan ini pertama kali dilakukan pada tahun 1978, menyusul Resolusi Majelis Umum PBB 32/40 B pada 2 Desember 1977.

Sejak saat itu, berbagai aksi solidaritas digelar secara serentak di seluruh dunia setiap tahunnya.

ARI-BP mengajak masyarakat Jakarta dan sekitarnya untuk bergabung dalam aksi ini sebagai bentuk solidaritas.

“Mari tunjukkan bahwa Indonesia peduli terhadap kebebasan rakyat Palestina,” tutup Oke.

Pengendara di sekitar Jalan Medan Merdeka Selatan diimbau untuk mencari jalur alternatif mengingat potensi kemacetan akibat aksi massa.