Kunci Jawaban Modul 2 PPG 2025 Topik 3 Experiental Learning: Gaya Belajar Peserta Didik!

HAIJAKARTA.ID- Berikut ini Kunci jawaban Modul 2 PPG 2025 Topik 3 Experiental Learning yang bisa dipelajari!s
Bapak dan Ibu Guru yang sedang mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Tahun 2025, penting bagi kita untuk lebih memahami bagaimana cara peserta didik belajar, serta mengenali gaya belajar mereka yang beragam.
Sebagai bagian dari rangkaian pembelajaran dalam Modul 2 Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) Topik 3, yang berfokus pada Experiential Learning, para guru akan menemui satu bagian penting yaitu Latihan Pemahaman.
Latihan ini bertujuan untuk mengasah kemampuan guru dalam merefleksikan pemahaman mereka terhadap materi yang telah dipelajari, khususnya terkait dengan gaya belajar dan ruang belajar peserta didik.
Pertanyaan reflektif ini muncul setelah Bapak dan Ibu Guru menyelesaikan latihan pemahaman pada modul tersebut, yang dapat diakses melalui platform resmi Ruang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK).
Pertanyaan ini bertujuan mendorong para pendidik untuk berpikir secara mendalam mengenai bagaimana mereka dapat mengidentifikasi, memahami, dan menyesuaikan pendekatan pembelajaran berdasarkan gaya belajar siswa yang berbeda-beda.
Untuk membantu Bapak dan Ibu Guru dalam menyusun jawaban atas pertanyaan reflektif tersebut, berikut ini disampaikan kunci jawaban atau panduan pemikiran yang dapat dijadikan referensi.
Cerita Reflektif: Bapak dan Ibu Guru, Mari Kita Memahami Gaya Belajar dari Peserta Didik Kita!
Sebagai seorang pendidik, saya menyadari bahwa menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik tidaklah cukup hanya dengan metode ceramah atau penjelasan verbal semata.
Pada awalnya, saya selalu merasa bahwa cara mengajar saya sudah cukup efektif karena saya berusaha menjelaskan materi sejelas mungkin, menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan memberikan contoh-contoh konkret.
Namun, seiring waktu, saya mulai menyadari bahwa tidak semua siswa dapat menangkap informasi dengan cara yang sama.
Beberapa siswa terlihat kesulitan mengikuti pelajaran, meskipun penjelasan yang saya berikan sudah saya ulang lebih dari satu kali
Situasi ini membuat saya bertanya pada diri sendiri: “Apakah saya sudah memahami cara belajar masing-masing peserta didik saya?” Pertanyaan tersebut menjadi titik awal perubahan cara pandang saya sebagai guru.
Saya pun mulai mempelajari lebih dalam tentang konsep gaya belajar, yang mengacu pada cara seseorang menerima, mengolah, dan menyimpan informasi.
Saya mempelajari bahwa gaya belajar peserta didik sangat beragam, mulai dari gaya belajar visual, auditori, kinestetik, hingga kombinasi dari ketiganya.
Dengan bekal pengetahuan baru tersebut, saya mulai mencoba mengidentifikasi gaya belajar setiap siswa di kelas saya.
Proses ini tidak mudah dan membutuhkan waktu, tetapi saya percaya bahwa ini adalah langkah penting dalam menciptakan suasana belajar yang lebih inklusif dan efektif.
Untuk siswa yang memiliki gaya belajar visual, saya mulai memperbanyak penggunaan media gambar, diagram, dan video pembelajaran.
Saya juga menyiapkan catatan ringkas dan infografis yang menarik agar mereka dapat memahami materi dengan lebih baik.
Sementara itu, untuk siswa dengan gaya belajar auditori, saya mencoba memperkaya kegiatan belajar dengan diskusi kelompok, presentasi, serta tanya jawab yang interaktif.
Saya juga menggunakan rekaman suara untuk menjelaskan materi atau membacakan cerita yang relevan dengan topik pembelajaran.
Hal ini membuat mereka lebih fokus dan mudah mengingat informasi yang disampaikan secara lisan.
Adapun bagi siswa dengan gaya belajar kinestetik, saya mulai memberikan kesempatan lebih banyak untuk melakukan kegiatan praktik, simulasi, eksperimen, dan permainan edukatif yang mengharuskan mereka bergerak aktif.
Kegiatan seperti role-play, penggunaan alat peraga, dan eksplorasi di luar kelas sangat membantu mereka dalam memahami konsep secara konkret dan bermakna.
Setelah beberapa waktu menerapkan penyesuaian ini dalam proses pembelajaran, saya melihat perubahan yang cukup signifikan.
Siswa menjadi lebih antusias, terlibat aktif dalam pembelajaran, dan menunjukkan peningkatan pemahaman terhadap materi.
Bahkan siswa yang sebelumnya tampak pasif mulai menunjukkan minat dan kepercayaan diri dalam mengikuti pelajaran. Lingkungan kelas pun menjadi lebih hidup dan penuh semangat.
Pengalaman ini memberikan saya pelajaran berharga bahwa memahami gaya belajar peserta didik bukanlah tugas tambahan, melainkan bagian penting dari tanggung jawab seorang guru.
Dengan memahami kebutuhan belajar siswa secara individual, kita dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan, bermakna, dan berdampak positif bagi perkembangan akademik maupun karakter mereka.
Sebagai refleksi, saya menyadari bahwa menjadi guru bukan hanya soal menyampaikan materi, tetapi juga tentang memahami siapa yang kita ajar, bagaimana mereka belajar, dan bagaimana kita dapat menyesuaikan diri demi mendukung keberhasilan belajar mereka.
Melalui pendekatan Experiential Learning dan pemahaman terhadap gaya belajar, saya percaya bahwa pembelajaran di kelas dapat menjadi lebih manusiawi, adaptif, dan relevan bagi peserta didik di era saat ini.
Kunci Jawaban Modul 2 PPG 2025 Topik 3 Experiental Learning: Gaya Belajar Peserta Didik
1. Apa yang terjadi pada saat kegiatan berlangsung?
Pada awalnya, saya menyampaikan pelajaran dengan metode ceramah dan penjelasan biasa, tetapi beberapa siswa kesulitan memahami materi.
Saya kemudian menyadari bahwa setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda.
Saya mulai mempelajari gaya belajar siswa dan menyesuaikan strategi pembelajaran di kelas dengan berbagai pendekatan sesuai kebutuhan mereka.
2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Karena setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda-beda-visual, auditori, kinestetik-dan pendekatan pembelajaran yang saya gunakan sebelumnya belum mengakomodasi keragaman tersebut.
3. Apa yang Anda pikirkan dan rasakan ketika menghadapi situasi tersebut?
Saya merasa prihatin dan bertanya-tanya mengapa beberapa siswa tampak tidak memahami materi.
Saya merasa perlu mengevaluasi metode mengajar saya dan berpikir bahwa mungkin saya belum memahami kebutuhan belajar siswa secara menyeluruh. Saya juga merasa tertantang untuk memperbaiki pendekatan saya.
4. Apa yang telah Anda pelajari dari pengalaman tersebut?
Saya belajar bahwa memahami gaya belajar peserta didik sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang efektif.
Pendekatan pembelajaran harus fleksibel dan mampu menyesuaikan dengan kebutuhan siswa agar mereka lebih mudah memahami dan menyerap materi.
5. Apa yang akan Anda lakukan jika menghadapi situasi serupa?
Saya akan terus mengidentifikasi gaya belajar peserta didik sejak awal tahun pelajaran, dan menyusun strategi pembelajaran yang bervariasi.
Saya juga akan membuat RPP dan media pembelajaran yang mendukung berbagai gaya belajar agar semua siswa merasa diperhatikan dan mendapatkan pengalaman belajar yang sesuai dengan cara mereka